ARRIVAL (2017): LOVE, TIME AND UNITY BECOME ONE IN NON LINEAR CIRCLE
Directed by Denis Villeneuve
Young Ellie Arroway: “Dad, do you think there's people on
other planets”?
Ted Arroway: “I don't know, Sparks. But I guess I'd say if it is just us... seems like an awful waste of space.”
Ted Arroway: “I don't know, Sparks. But I guess I'd say if it is just us... seems like an awful waste of space.”
Ingat salah satu quote yang sangat membekas dalam film Contact (1997). Quote tersebut merupakan quote yang selalu menjadi bahan
perbincangan para pakar sains yang berhubungan dengan outer space. Dengan sebuah pertanyaan dan masih belum memiliki
jawaban yang meyakinkan yaitu, apakah bumi satu-satunya planet di alam semesta
yang memiliki penghuni? Jika iya, maka bisa dibilang sangat mubazir kalau hanya
ada makhluk yang hidup di bumi. Jika tidak, dapatkah manusia dan makhluk asing
bersatu? Membentuk suatu kesatuan (Unity)
Tidak salah kalau teori ini dapat dijadikan
materi yang menarik untuk dieskplorasi dalam sebuah film. Manusia terus mencari
tahu apakah terdapat bentuk kehidupan lain di alam semesta selain di bumi.
Dengan pendekatan yang mirip Close
Encounters of the Third Kind, membentuk sebuah pertanyaan “why are
they here?” sutradara Denis Villeneuve mencoba kembali
mengeksplorasi isu "we are not alone in the universe" dalam
bentuk sebuah thriller science fiction berjudul ‘Arrival’.
Sebuah film yang menyatukan antara
alien, waktu, cinta, persatuan dan proses kehidupan yang harus diterima.
Seorang
Professor (ahli) bahasa ternama, Dr.
Louise Banks (Amy Adams) diminta oleh Kolonel Weber (Forest Whitaker) untuk
menerjemahkan dan menyambung lidah antara manusia dan mahkluk terestrial telah
mendarat di bumi. Sebanyak 12 alien
shells kini telah menetap di berbagai lokasi yang ada di penjuru bumi.
Louise kemudian dibantu oleh scientist bernama Dr. Ian Donnelly (Jeremy Renner) dan tim yang
sudah menetap di dekat salah satu alien shell yang ada di
Montana. Ada waktu-waktu tertentu agar tim Dr. Louise dapat mendekati dan
masuk ke dalam alien shell tersebut. Mampukah
Dr. Louise menerjemahkan bahasa aliens tersebut? Jika iya, apakah maksud tujuan
alien tersebut datang ke bumi?Apakah alien tersebut membahayakan bumi?
Interaksi yang ada di film ini tidak hanya antara tim Dr. Louise dan alien yang
datang, tetapi juga dengan pihak militer dari berbagai macam negara yang
didatangi oleh alien shells ini.
Sehingga besar kemungkinan manusia yang
tidak bisa menerima adanya ‘makhluk asing’ atau ‘makhluk yang berbeda’. Mereka
akan berseru perang melawan mahluk berbeda tersebut, tanpa tau apa maksud dan
tujuan alien tersebut datang ke bumi.
In Denis
Villeneuve we trust! Alien?Premisnya hanya seperti itu? Sudah
jadi jaminan bahwa sutradara Denis Villeneuve mampu menjadikan film dengan
premis sederhana menjadi sebuah jalinan kompleks yang mendalam dan memorable. Mampu menghentak kedalam alam
pikiran manusia.Lihat saja sinopsisdi
atas, sangat sederhana dengan dasar yang dapat dikatakan mirip dengan berbagai
film yang telah terlebih dahulu mencoba mengangkat tema yang sama (Close Encounters of the Third Kind, Contact).
Tapi ‘Arrival’ milik Denis
Villeneuve (Incendies, Enemy, Prisoners dan Sicario) akan
memberikan sentuhan yang aneh, berani, menyentuh hati tetapi juga menghibur. Di
sini kisah yang berdasarkan dari short story berjudul "Story
of Your Life" karya Ted
Chiang tidak lagi mencoba mempertanyakan apakah alien itu ada atau
tidak, tetapi dampak dari ketidaktahuan manusia terhadap makhluk asing dan
menganggapnya sebagai makhluk yang berbahaya. Padahal 12 kapal alien tersebut
mendarat dengan aman dan tentram tanpa menimbulkan kerusakan disekitarnya. Sehingga
hanya Dr. Louise dan Dr. Ian lah harapan untuk menyambung bahasa antara manusia
dengan alien.
What to expect? Jika
menginginkan film invasi alien ke Bumi berharap akan muncul adegan aksi yang
menonjolkan visual yang mendebarkan, pasti akan sedikit kecewa. Penonton tidak
akan dimanjakan cerita sci-fi dengan
perang rudal atau meriam yang akan menghantam kapal alien, atau semacam perang
galaksi antara manusia dengan alien. Namun penonton akan disajikan dengan interaksi
antara manusia dan alien dan sebuah twist
akhir yang spectacular.
Fokus awal film adalah bagaimana manusia akan
berkomunikasi dengan alien, setiap 18 jam kapal mereka terbuka terhadap manusia,
lalu penonton akan dibuat sumringah mengenai hasil pendekatan Dr. Louise dan
Dr. Ian terhadap alien. Kemudian kita akan mengetahui bahwa alien tersebut
merupakan jenis makhluk heptapods, karena memiliki 7 kaki (tentakel) yang
simetris. Seiring dengan berjalannya waktu, film ini mulai menceritakan kisah
Dr. Louise Banks yang ternyata menyimpan misteri sebuah momen yang tak
terlupakan. Disinilah keahlian Villenueve dalam menyajikan sebuah film yang
kompleks, keahliannya dalam memutar-mutar masalah sederhana dari awal hingga
akhir dan ternyata kembali lagi bertemu di awal. Seperti halnya film-film
Christopher Nolan, semua adalah lingkaran, sebuah pertemuan yang tiada akhir. Tetapi
lingkaran Arrival lebih sederhana bahkan lebih menyentuh walaupun tidak se-sophisticated film-film Nolan. Sang
sutradara menggunakan sense of wonder untuk menghadirkan
sajian yang challenging, thought-provoking, dan juga thoughtful.
Film ini penuh banyak simbol, terutama simbol bahasa dari
Heptapods yang berbentuk lingkaran (tidak penuh) atau banyak simbol yang
menunjukan ujian mengenai cinta, dan proses kehidupan yang dijalani Dr. Louise.
Simbol mengebai global war, yang mengajak penonton untuk interospeksi diri
mengenai manusia dengan datangnya alien ke Bumi, apakah manusia se-egois itu? Cerita
dalam Arrival sempat disinggung dengan teori Sapir–Whorf hypothesis,
bahwa kondisi bahasa pola budaya suatu masyarakat dapat mempengaruhi bahasa
yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari (Kramsch, Claire 1998)1.
Sehingga bisa dikatakan bahwa manusia yang skeptis dan egois tidak dapat
terbuka dan berkomunikasi dengan baik dengan berbagai pihak. Mereka akan
menyimpulkan sendiri dan bertindak demi keamanan mereka.
Naskah yang
ditulis oleh Eric Heisserer patut
diberikan 2 jempol karena mampu membuat penonton terkagum-kagum dengan
eksekusi dari hal yang serius dan rumit ke hal yang bias membuat penonton
sedikit tertawa. Ada beberapa kisah mengenai penamaan Kanguru bahkan sampai
penamaan 2 Heptapods yang selalu ditemui oleh Dr. Louise dan Dr. Ian serta tim.
Dr. Ian secara reflek memberikan mereka nickname
Abbot dan Costello (bagi pecinta bisbol, pasti mengetahui duo posisi ini).
Naskah yang terbaik dieksekusi dengan ala Denis Villeneuve membuat
‘Arrival’ sangat menawan. Ditambah dengan scoring yang sangat mengintimidasi
dari Jóhann Jóhannsson menjadi
Arrival sebagai salah satu pembuka tahun 2017 yang paling ciamik.
Unsur teknis juga menunjang film ini menjadi lebih baik, special
effects menampilkan tone yang sesuai tidak berlebihan, bahkan
sedikit terkesan kaku dengan dengan pengambilan gambar yang memang terasa
lambat tetapi hasilnya mempu memberikan rasa suspenseful. Dari segi
sinematographi, Villeneuve kali ini banyak menampilkan hasil gambar dengan
tembakan-tembakan jauh yang terasa adem dilihat,dan beberapa kali close up ke karakter yang menunjukan emosi
terdalam mereka.
Amy Adams adalah frontwoman
yang memang sudah tidak diragukan lagi kepiawaiannya dalam membentuk
karakter. Dia karakter yang kuat, mengintimidasi dengan kerapuhannya, mampu
membodohi penonton karena kecerdasannya dan mampu menarik perhatian Dr. Ian
yang sama-sama jomblo. Amy Adams mampu memperlihatkan betapa stress-nya dia
ketika memakai jubah lengkap untuk masuk ke kapal Heptapods tersebut. Suatu
bentuk claustrophobic yang sangat
mengintimidasi, tetapi di satu sisi, dia begitu berani bahkan nekat menghadapi
Abbot dan Costello sendirian. Jeremy Renner sebagai Dr. Ian juga berperan cukup
menarik, sebagai pendamping tetapi juga sebagai penyemangat dari sebuah proses
yang melelahkan yang harus dijalani oleh Dr. Louise. Sudah tidak diragukan
lagi, kalau Dr. Ian tertarik terhadap Dr. Louise dan Jeremy Renner mampu
memberikan nuansa romantisme “kesempatan dalam kesempitan” yang cukup
menggelitik. Forest Whitaker seperti biasa, mampu berperan baik, sebagai
Kolonel Weber yang tegas, lugas dan jelas keinginannya walaupun banyak
menghadapi konflik yang tidak pasti.
Kecerdasan dari film ini adalah sebuah film yang
menyajikan eksplorasi dari rasa frustasi dan antisipasi ke dalam tensi yang
makin lama makin tinggi. Villeneuve berhasil menyembunyikan rahasia yang
membuat penonton terkejut, terpongah dengan pendalaman cerita yang perlahan mampu
diterima penonton. Membuat kisah yang agak sedikit fantasi menjadi kisah
seperti nyata dengan bantuan pendekatan emosi di masing-masing karakter.
Begitu ciamiknya Denis Villeneuve bermain dengan science fiction di
film Arrival membuat ekspektasi pada Blade Runner 2049 menjadi
meningkat. Denis Villeneuve sendiri pernah berkata “I've dreamed of doing science fiction
since I was ten years old, It’s a genre that I feel has a lot of power and the
tools to explore our reality in a very dynamic way.” Jadi memang sudah tidak diragukan lagi apakah Blade
Runner 2049 akan mampu sekompleks Arrival? Sebuah kisah
krisis global perdamaian dunia, komunikasi, love and life process, yang
disandingkan dengan manis dengan proses komunikasi antara manusia dan alien di dalam sebuah cerita. Afterall,
once again, In Denis Villeneuve we trust!
Arrival harus
diakui terasa sedikit segmented seperti halnya film-film Denis Villeneuve, yang mampu memberikan
pertanyaan fantastis namun jawabannya belum tentu sama untuk semua orang.
Tetapi Arrival memberikan sebuah simbol yang pasti, sebuah persatuan (unity) yang harus dijalankan prosesnya
untuk semua pihak (bahkan termasuk alien). Kesatuan dengan simbol lingkaran,
lingkaran non linear yang dinyatakan
oleh Heptapods bahwa waktu tidak berjalan lurus. Benarkah waktu tidak berjalan
lurus?
Overall Rate 4,5/5
Screenplay by
Screenplay by
ERIC HEISSERER
Based on the Story
“Story of Your Life” written by
TED CHIANG
Cast
AMY ADAMS
JEREMY RENNER
FOREST WHITAKER
MICHAEL STUHLBARG
Music by
JÓHANN JÓHANNSSON
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rujukan:
Komentar
Posting Komentar