Winter Sleep (Kış Uykusu, 2014) : Komunikasi, Sebuah Cara Membebaskan dari Penjara Intelektualitas dan Kekayaan Materi

Director: Nuri Bilge Ceylan
Moralitas dan hati nurani adalah sudut pandang yang saling berhubungan di dalam diri manusia, perspektif inilah yang diambil dalam drama mengasyikkan Nuri Bilge Ceylan berjudul Winter Sleep ini. Pemenang tahun 2014 untuk Best Picture (Palme d'or) di Festival film Cannes, Winter Sleep bisa dibilang memiliki kemiripan dengan karya Ceylan tahun 2011 Once Upon a Time in Anatolia, jika dilihat dari segi lanskap visual serta ambience dan waktu yang berjalan. Sekali lagi ia terampil menggunakan sapuan kuas yang melukis citra dan mengeksplorasi pecahan nilai-nilai moralitas dan hati nurani manusia. Penonton seakan diserap oleh karakter dalam adaptasi dari cerita pendek karya Anton Chekov ini.

"Saya berharap saya mampu menipu diri saya sebaik kamu," kata Necia (Demet Akbag) kepada kakaknya Aydin (Haluk Bilginer) dalam satu adegan memukau di mana diskusi panas dan panjang terjadi dari percakapan yang awalnya sepele menjadi sebuah pedebatan sengit mengenai nilai-nilai moralitas manusia dan mengusik hati nurani antara kedua manusia ini. Dia duduk-berbaring di sofa besar yang cukup berantakan, di sebuah ruang duduk yang nyaman dengan lukisan, lampu, buku dan globe yang ada disekitarnya mereka yang membuat ruangan terasa hidup. Dalam adegan percakapan berujung perdebatan ini merupakan puncak dari semua orgasme percakapan terapik yang pernah disuguhkan, dengan durasi hampir 20 menit kita benar-benar terhanyut dalam degradasi moral yang terkikis seiring bertambahnya usia, atau sebuah bentuk kedewasaan baru karena pengaruh lingkungan disekitar kita.

Adegan awal dimulai dengan sebuah batu yang menghancurkan kaca depan Aydin dan sopirnya Hidayet (Ayberk Pekcan) saat mereka berkendara melalui pemandangan tandus datang dengan cara lanskap yang menggoda dan pengenalan detasemen dan superioritas kewilayahan yang dimiliki Aydin. Anak muda yang melemparkan batu marah, dan dibawa ke Ayah yang pemabuk (Nejat Isler) dan kemunculan paman (Serhat Kilic) dari anak itu yang ingin untuk menolong situasi yang cukup mencekam itu. Mereka adalah orang-orang yang menyewa tanah yang dimiliki Aydin, dan selanjutnya akan memainkan peran penting di film ini.

Intensitas percakapan meningkat sejalan dengan film, yang paling ampuh adalah antara Aydin dan isterinya yang jauh lebih muda Nihal (Melisa Sozen). Nihal diperankan dengan baik dan diperspektifkan menjadi wanita yang ada akhirnya menyerah dengan kehidupan yang sudah dilewatinya, dia merasa jijik dan benci terang-terangan dengan suaminya yang telah 'merampas hidupnya' dan berusaha mencari kedamaian dengan mengumpulkan orang-orang membuat sebuah kegiatan bakti sosial, yang dimata suaminya kegiatan itu harus di awasi lebih lanjut. Aydin memang berniat baik, tetapi niat baik tersebut sudah dinilai buruk oleh isterinya, komunikasi terakhir mereka menggambarkan segalanya, sebuah perpecahan emosi yang meluap dari minimnya komunikasi dan terpenjaranya pemikiran mereka dari ambigusitas mengenai moral dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebuah kesalahpahaman yang tak terelakan.

Bilginer bermain sangat apik, Aydin adalah seseorang yang sombong, menghakimi dan membenci banyak orang dan Bilginer mampu memerankannya tanpa batasan baku. Awalnya kita akan dibuat menganga dengan Aydin akan semua kesombongan yang telah diraihnya, pria kaya, intelektual, dan sudah menjadi salah satu manusia tersohor pada masanya. Seiring berjalan dengan waktu penonton menjadi iba terhadap Aydin karena kesepian yang mencekam yang bahkan tidak ditimpali dengan positif dari saudarinya dan isterinya. Karakternya yang intelektual namun sinis mampu digambarkan dengan mudah dan seakan penonton sudah tau bahwa Aydin sudah menyadari akan sikapnya itu. Lalu ada dua wanita hebat yang mampu membuat kita juga merasa iba dan karena keadaan dan kedewasaannya serta pemikirannya bisa mengernyitkan dahi para penonton. Tidak lupa efektifitas penampilan adik kakak, Isler dan Kilic sebagai saudara penyewa tanah juga penting dan menjadi kunci dari kekejian yang lembut dan brutal.

Film ini tidak bisa ditonton tanpa menimbulkan berbagai emosi dan reaksi , mulai dari keterlibatan visual dengan pemandangan Anatolia dan habitatnya yang sangat indah, permainan kamera yang menangkap mimik muka dan gestur tubuh yang sangat natural namun sangat menonjol, dan juga percakapan-percakapan yang terekam sangat apik dengan ambience yang sesuai. Tentu saja, kecantikan itu semua disengaja: kita ditarik untuk mengamati dan menganalisis semua tindakan dan bagaimana karakter ini berkembang yang secara efektif dipenjarakan - baik secara fisik di sebuah hotel terpencil kecil dan secara simbolis di pola pikir mereka.

Ini adalah sebuah film yang luar biasa, baik ekstra dalam konten dan panjang, namun biasa dalam arti bahwa pembuat film Nuri Bilge Ceylan mengamati interaksi 'kehidupan biasa' yang sehari-hari dilakukan. Dan hal itu tidak berbeda dengan banyak kehidupan kita, konflik antarpribadi dan diferensiasi komunikasi yang signifikan dari masing-masing kepribadian. Komunikasi adalah salah satu cara untuk menyatukan perbedaan itu. Walaupun kadang menimbulkan kesalahpahaman, tetapi untuk menyatukan dan menyelaraskan semua keinginan dan semua perbedaan, maka berkomunikasilah. Sehingga tidak ada lagi batasan status kasta dan materi.
Director: Nuri Bilge Ceylan
Dengan segala premis cerita yang standar itu, di atas kertas, film ini terdengar biasa dan jauh dari bioskop besar - serangkaian percakapan yang diperpanjang dengan bara api menyala di semua perdebatannya - tapi indah ditulis dan dimainkan, menikmati realitas yang sangat berantakan dengan cara menyentuh. Film ini berdurasi sangat panjang, 3 jam 16 menit. Ya tentu terasa lama, tapi sangat berharga untuk mengikuti perjalanan sepanjang film ini, perjalanan panjang simbolik ke sebuah drama neraka yang ditaburi dengan lanskap cantik dengan niat baik.

Overall 5/5 (yeah, I'm enjoying this movie so much!)

nb: Diperlukan konsentrasi penuh karena film ini 90% adalah percakapan, penting atau tidak, setiap momen percakapan itu terlukiskan dengan baik sebagai gambaran dari masing-masing karakter yang semakin lama berkembang.

Beberapa penghargaan yang diraih:
festival & awards
WinnerBest FilmCannes Film Festival 2014
WinnerBest DirectorAsia Pacific Screen Awards 2014
WinnerFIPRESCI PrizeCannes Film Festival 2014

Winter Sleep akan diputar di Europe on Screen 2015

Berikut ini jadwalnya:
schedule
03 May19:30GH
05 May19:30IFI THAMRIN
07 May19:30EH

Berikut ini venue Europe on Screen 2015 yang akan memutar Winter Sleep:
GOETHEHAUS
Jl. Sam Ratulangi 9–15 Jakarta Pusat
T. 021-23550208
E. info@jakarta.goethe.org
W. http://www.goethe.de/jakarta

INSTITUT FRANÇAIS INDONESIA, THAMRIN
Jl. MH Thamrin 20 Jakarta Pusat
T. 021-23557900
E. info@ifi-id.com
W. http://www.ifi-id.com/jakarta

ERASMUS HUIS
Jl. HR Rasuna Said Kav S-3 Jakarta Selatan
T. 021-5241069
E. erasmushuis@minbuza.nl
W. http://www.erasmushuis.nlmission.org


Komentar

Postingan Populer