Sanada Ten Braves / Sanada Jūyūshi (2016): The Truth About "Pencitraan", Politik Simularca

Directed by Yukihiko Tsutsumi

Dalam era super digital, segala macam informasi saat ini sangat mudah untuk didapatkan, teruatama bagi mereka kaum urban yang mudah terkoneksikan dengan online atau internet. Newsfeed dari media sosial, news info dari groupchat, video news streaming dari Youtube dan masih banyak channel lainnya. Berita begitu mudah didapatkan. Berita begitu mudah tersebarkan. Tetapi apakah ada filter-nya? Apakah kita tahu berita itu benar atau tidak? Benarkah portal website news yang sudah diakui "terpercaya" membagikan berita yang sebenarnya. Terlebih berita mengenai politik, hal-hal yang berhubungan dengan pemilu atau pilkada. Apabila portal berita tersebut dengan jelas memihak, apakah dia menjadi portal berita yang terpercaya. Contoh kasusnya mengenai pemilu Presiden Amerika kemarin, dan tentunya sekarang pilkada DKI Jakarta. Portal website berita tersebut akan menyampaikan berita yang kita tidak tau pasti, apakah itulah kenyataannya? Ataukah memang ada tim dibalik tersebut, yang sebenarnya tidak seperti yang terlihat, lalu disulap sehingga menimbulkan citra dan menjadikannya nyata?

Ternyata hal ini juga sudah terjadi di era Sengoku Jepang dimana Tokugawa Shogunate sudah berkuasa dan hampir berhasil menaklukan seluruh Jepang dibawah kepemimpinan Ieyasu Tokugawa (Ken Matsudaira). Masyarakat Osaka yang masih dibawah kepimpinan Hideyori Toyotomi (Kento Nagayama) anak dari Hideyoshi Toyotomi, menolak bergabung dengan Tokugawa. Mereka percaya bahwa mereka akan terbebas dari kezaliman Tokugawa dengan dibantu oleh Jenderal perang yang sangat terkenal dan ternama saat itu Yukimura Sanada (Masaya Kato). Ketenaran dan kemahsyuran Yukimura Sanada ternayata menyimpan sebuah rahasia, bahwa perperangan yang melegenda dan mengangkat nama Yukimura Sanada semua sudah direncanakan oleh tim ahli dan petarung yang handal yang menamakan diri mereka Sanada Jūyūshi / Sanada Ten Braves.

Berita tersebar dari mulut ke mulut bahwa Yukimura Sanada akan mampu mempertahankan Osaka dari tangan si licik Ieyasu Tokugawa. Masyarakat Osaka percaya akan berita dan citra tersebut. Kabar berita itupun sebenarnya telah direkayasa dan sebarkan oleh Sanada Ten Braves. Grup ini dipimpin oleh Sasuke Sarutobi (Kankuro Nakamura) dan dia pun yang merekrut 9 orang lainnya, termasuk ninja yang sangat berbakat dan ditakuti, Saizo Kirigakure (Tori Matsuzaka). Mereka bersepuluh memiliki cirikhas / gaya tersendiri saat bertarung yang saling mengisi dan berbagi sehingga membuat grup ini kuat dan juga ditakuti oleh pihak lawan.
Salah satu kemenangan Yukimura Sanada yang melegenda, semua berkat teknik perang dari Sanada Ten Brave
Hingga akhirnya saat Tokugawa dan pasukannya mengepung Osaka, mampukah Yukimura Sanada dan timnya mempertahankan Osaka dan menyelamatkan Toyotomi? Sejarah menulis bahwa Tokugawa berhasil menyatukan semua Jepang termasuk menaklukan Osaka dengan kematian Toyotomi, tetapi apakah itu yang benar-benar terjadi? Ataukah itu hanya sebuah kabar yang disebarkan oleh Sanada Ten Braves mengingat begitu banyak kebohongan yang telah diciptakan sehingga berita bohong tersebut menjadi nyata dimana masyarakat.

Film ini terkesan serius! Eit jangan salah, film ini justru film yang mampu mengocok perut kita dengan tingkah polah Sasuke yang memang pandai dan lihai dalam memutar balikkan fakta. Belum lagi keluguan Yukimura Sanada sebagai "Jenderal Boneka" yang kadang menggelitik. Serta betapa penonton harus dibuat tidak menyukai Hideyori Toyotomi sebagai "Pemimpin Boneka" yang tidak begitu banyak beraksi, terlebih dibalik itu semua ada mastermind yang mampu membuat cerita ini sangat menarik dengan akhir cerita yang membuat kita terpongah.
Tim Sanada Ten Brave membangun Benteng Yukimura Sanada
Tidak hanya politik dan komedi, film ini juga sangat mengedepankan aksi yang sangat menarik bahkan set lokasi serta set perang yang begitu megah, mungkin yang terbaik di tahun ini. Dengan semua kostum, alat perang dan segala tetek bengeknya, semua sangatlah pas dan presisi, pendeskripsian yang sesuai dengan zamannya. Kemampuan aksi bertarung yang diperlihatkan karakter utama Sasuke dan Saizo, semua terlaihat nyata dan tanpa berlebihan bukan seni bela diri yang mengedepankan visual dan keeleganan.

Kebersamaan tim Sanada Ten Braves sebelum perang dimulai
Romansa, tentu saja ada. Ada kisah cinta lucu antara Saizo dan Hotaru (Yuko Oshima) yang selalu diganggu oleh Sasuke. Serta kisah cinta tragis antara Yukimura dan Yodo-dono (Shinobu Otake), ibunda Hideyori Toyotomi. Belum lagi kisah ayah-anak antara Yukimura dengan anaknya Daisuke (Ayumu Mochizuki) dan tentu saja kisah persahabatan 10 orang dalam tim Sanada Ten Brave.

Nilai plus lainnya adalah scoring yang lagi-lagi pas dan sangat menarik, terutama original soundtrack di credit title film yang sangat waah sekali dan pas sekali dengan kisah film ini. Visual dan sinematografi yang lagi-lagi pas dan tanpa cela. Semua kepreisian ini juga ditambah kesempurnannya dengan akting dari semua pemain. Betapa komikalnya Sasuke, betapa dinginnya Saizo, betapa agungnya Yodo-dono dan betapa karismatiknya Yukimura Sanada.

Dengan semua jalinan cerita yang kompleks, padat dan penuh simbol, film ini seperti mengalir begitu asyiknya sehingga 135 menit benar-benar tidak terasa. Apalagi film ini dibuka dengan 15 menit animasi sebagai perkenalan dan epilog di credit title dengan konsep membaca manga yang sangat menarik. Semua kebudayaan Jepang dijadikan satu film.
Sasuke melindungi Yukimura Sanada
Kekurangannya? Tidak tahu, apa kekurangannya. Mungkin bagi penonton yang ingin menonton berdasarkan nama-nama terkenal akan sedikit kecewa. Apalagi tidak ada karakter Ganteng banget dan karakter Cantik banget. Film ini tidak menjual Ganteng dan Cantik. Film ini menjual kisah dan simbolik kenyataan saat ini.

Kisah dari film ini juga bukan sepenuhnya fiksi hasil naskah dari Tetsuya Suzuki dan Nozomi Makino. Film ini diambil kisahnya dari berbagai literatur, termasuk literatur novel "Sanada Sandaiki" di masa Edo yang dipercaya sebagai kisah yang sebenarnya. Dan tentu saja film ini dibuat oleh sutradara "Steven Spielberg"-nya Jepang, Yukihiko Tsutsumi. Sebagai sutradara yang selalu menghasilkan film box office atau film yang banyak dipuji-puji oleh kritikus Jepang, serta sutradara yang selalu sukses mengangkat kisah dari literatur seperti novel, manga dan litetarur lainnya. Masih ingat betapa megahnya 20th Century Boys? Yukihiko Tsutsumi-san lah yang menyutradarainya, lalu ada franchise film TRICK, SPEC dan tahun depan akan ada Ranmaru. Maka dari itu tidaklah aneh apabila film ini mampu disatukan menjadi film yang menarik dari segi kisahnya. Sebuah kisah yang selalu disinggung oleh Sasuke dan tidak disukai oleh Saizo.
Sasuke sedang bertarung
Sanada Ten Brave adalah sebuah cerita dengan gambaran nyata saat ini, dan kenyataannya sudah terjadi beratus-ratus tahun yang lalu bahkan ribuan tahun yang lalu. Citra, yang selalu dipermainkan oleh Sasuke, dengan slogannya bahwa kebohongan akan menjadi nyata apabila kebohongan tersebut disebarluaskan dan diterima oleh masyarakat. Bukan hanya diterima melainkan sebuah kebohongan yang memang diinginkan oleh masyarakat sehingga mereka merasa nyaman dan aman.

Maksud dari Yukimura dan tim memang baik, mereka ingin agar masyarakat Osaka tenang dengan kondisi yang carut marut saat itu. Tetapi apakah relevan dengan kenyataannya sekarang? Apakah politik Simularca ini juga baik untuk masa sekarang. Baik untuk masyarakat Indonesia? Atau justru menjadi manfaat bagi para penguasa, mastermind dari ini semua yang menginkan kekuasaan tanpa batas dan mejalankan berbagai cara membentuk sebuah imaji agar masyarakat sekarang percaya dan merasa aman dengan imaji tersebut.

Kemunculan pertama tim Sanada Ten Brave
Sanada Ten Braves dengan jelas menggambarkan episode kisah politik Simulacra. Politik yang diproduksi oleh komunikasi massa yang mengaburkan fakta melalui konstruksi realitas semu secara masif. Sebuah episode industri politik yang menghadirkan pemimpin melalui proses pencitraan yang masif. Yukimura Sanada adalah pemimpin yang dimaksud dan tim Sanada Jūyūshi - lah yang membangun citra tersebut.

Over All: 5/5

Year: 2016
Length: 135 mins
Classification rating: Strictly 18+ (ada adegan gore, dan pemenggalan kepala)

Note: Simulacra adalah sebuah terminologi Jean Baudrillard (1929-2007), seorang sosiolog politik Prancis ketika menggambarkan realitas semu dalam bukunya, Simulacra and Simulation (1981).

Note 2: Nonton film ini sampai benar-benar habis, karena ada epilog yang menarik, bahkan menceritakan Sumatera dan isinya.

Note 3: Saya menonton film ini di acara Japanese Film Festival 2016. Ada 14 film yang sangat menarik untuk ditonoton, termasuk film ini Sanada Ten Braves. Thanks to Japanese Film Festival 2016

Karakter utama, Sasuke Sarutobi
Karakter utama, Saizo Kirigakure

Komentar

Postingan Populer