Ready Player One (2018), Review: Feel The Power of Believe!
Directed by Steven Spielberg
Do You Believe that Fiction Could Become
Reality?
Masih menjadi trending buku Ghost Fleet (karya
P.W. Singer dan August Cole) yang hanya beberapa bagian dari sisi buku tersebut
dikutip oleh salah satu politikus ternama di Indonesia. Indonesia mungkin akan
bubar di tahun 2030! Do You Believe it?
Virtual Reality atau lebih popular disebut VR lebih banyak
dikenal masyarakat pada tahun 2016, tetapi ternyata VR pertama kali ditemukan
jauh sebelum itu. Morton Heilig adalah seorang visioner yang diremehkan
ke-brilianannya. Saat itu di tahun 1950an ketika kebanyakan orang-orang masih
menggunakan TV hitam putih, dia telah membuat sendiri sebuah mesin video yang
berfungsi sepenuhnya merasakan secara virtual. Dapat mengendarai sepeda motor
beserta sensasi suaranya, angin, getaran dan bahkan aroma saat berada di jalan.
Dia menyebutnya sebagai simulator Sensorama. Dan alat ini gagal
dengan spektakulernya karena tidak adanya rasa percaya dari masayarakat saat
itu.
Hingga akhirnya Ernest Cline seorang ‘geek’ yang
sangat menyukai video game dan budaya populer tahun 80an dan 90an membawa
kembali keajaiban VR melalui novel yang spektakuler, Ready Player
One yang hadir pertama kali di tahun 2011. Semua orang percaya bahwa
VR akan booming dan dikembangkan. Kenyataannya sudah banyak
perusahaan yang sedang mengembangkan teknologi ini bagi khalayak ramai, kita
hanya tinggal menunggu saja.
Ready Player One adalah novel yang menjual sebuah dunia artificial yang akan hadir kalau kita memakai seperangkat alat VR dan pendukungnya. Sebuah dunia di mana kita bisa bermain ski di piramida, nongkrong di kasino seukuran planet, atau mendaki gunung bersama Batman. Dunia ini dinamakan OASIS (Ontologically Anthropocentric Sensory Immersive Simulation). OASIS adalah sebuah MMOSG (Massively Multiplayer Online Simulation Game) yang dikreasikan oleh James Halliday (Mark Rylance) and Ogden Morrow (Simon Pegg) di sebuah perusahaan bernama Gregarious Simulation Systems (GSS), atau sebelumnya dikenal dengan nama Gregarious Games.
Ready Player One adalah novel yang menjual sebuah dunia artificial yang akan hadir kalau kita memakai seperangkat alat VR dan pendukungnya. Sebuah dunia di mana kita bisa bermain ski di piramida, nongkrong di kasino seukuran planet, atau mendaki gunung bersama Batman. Dunia ini dinamakan OASIS (Ontologically Anthropocentric Sensory Immersive Simulation). OASIS adalah sebuah MMOSG (Massively Multiplayer Online Simulation Game) yang dikreasikan oleh James Halliday (Mark Rylance) and Ogden Morrow (Simon Pegg) di sebuah perusahaan bernama Gregarious Simulation Systems (GSS), atau sebelumnya dikenal dengan nama Gregarious Games.
OASIS adalah surga bagi
masyarakat pada tahun 2045 yang kenyataannya saat itu dunia dan realita sudah
tidak ramah lagi bagi mereka. Hampir seluruh penduduk menghabiskan waktunya di
OASIS membuat perusahaan GSS sukses besar dan Halliday adalah Steve Jobs pada
saat itu. Mereka menghabiskan waktu di OASIS karena mereka berburu 3 kunci yang
ditinggal oleh Halliday. Halliday diketahui telah wafat pada tahun 2040, dan
Morrow sudah memisahkan diri dari bisnis OASIS. Halliday tau bahwa OASIS harus
dikelola dengan benar dan bagaimana cara dia memberikan warisan tersebut ke
tangan yang benar? Dia percaya dengan cara melalui perburuan Easter
Egg yang dia ciptakan, dengan menemukan 3 kunci dari tantangan yang
dia buat. Dia percaya penemu dari Easter Egg yang mampu
mengendalikan OASIS adalah orang yang tepat sebagai ahli warisnya.
Wade Watts (Tye
Sheridan) remaja yang sudah tidak memiliki orang tua dan selalu tidur di atas
mesin cuci bibinya adalah salah satu orang yang tidak pernah absen dalam
perburuan Easter Egg ini. Dalam OASIS dia adalah seorang
Avatar remaja yang mirip sekali dengan Keanu Reeves muda (kalau ingat Keanu
Reeves dalam film Point Break) dengan nama Avatar Parzival. Dia merasa ada hal
yang harus dikulik lagi untuk dapat memecahkan tantangan pertama yang sangat sulit.
Sudah 5 tahun tantangan tersebut berjalan dan belum ada satu pun yang
memecahkan. Hingga akhirnya dia bertemu dengan Art3mis (Olivia
Cooke) yang memiliki
semangat yang sama untuk memecahkan teka-teki ini. Parzival, Art3mis dan teman
Gunters lainnya yaitu Aech (Lena Waithe), Sho (Philip Zao) dan Daito (Win Morisaki) akhirnya
membuat beberapa kemajuan dalam permainan Halliday.
Tantangan mereka bukan
hanya memecahkan teka teki Halliday, tetapi juga harus menghindari OASIS jatuh
ke tangan Nolan
Sorrento (Ben
Mendelsohn) mantan intern
Halliday yang juga seorang CEO perusahaan Innovative Online Industries (IOI).
Sorrento akan
melakukan apa pun untuk mendapatkan OASIS dan
mengendalikannya agar IOI menjadi perusahaan yang paling maju jika mengalahkan
GSS.
Dalam OASIS Sorrento
berwujuk Clark Kent yang dipadupadankan dengan Bruce Wayne dan selalu dibantu
oleh seorang bounty hunter yang bernama i-R0k (T. J. Miller). Belum lagi
pasukan IOI yang disebut dengan Sixers yang berjumlah ratusan akan
selalu membantu Sorrento dalam perburuan Easter Eggs.
Mampukah Wade beserta
kelompoknya yang dinamakan ‘High Five’ mendapatkan Easter Eggs tersebut?
Atau justru Sorrento dan perusahaannya lah yang
mendapatkan? Lalu bagaimana masa depan OASIS selanjutnya?
Benarkah Halliday sudah meninggal?
Pertama kali Ernest
Cline menyutujui bahwa buku ini akan dijadikan film oleh Warner Brothers (WB)
adalah membayangan sutradara yang cocok untuk
menangangi film ini. Bagi Ernest Cline dia adalah sang
maestro Sci-fi film, Steven Spielberg. Cline percaya bahwa Ready Player
One akan menjadi lebih hidup dan lebih terlihat populer ditangan Spielberg.
Alhasil WB menyutujui ide ini dan juga disambut baik oleh sang sutradara. Menariknya lagi ketika Spielberg memiliki ide gila
nan brilian yang ingin membawa begitu banyak franchise
dunia game dan dunia
perfilman dalam satu
film, dalam satu dunia bernama OASIS.
Seperti dalam buku, Ready
Player One memberikan penghormatan kepada budaya populer terutama pada
1980-an, 1990-an, 2000-an, dan 2010-an. Spielberg, Produser Kristie
Macosgo Krieger dan
tim proyek khusus yang
dikepalai Deidre Backs membantu memasukkan banyak lisensi agar ide gila ini
tercapai. Semua franchise diakusisi dalam bentuk penokohan, tagline
bahkan gerakan tubuh yang digambarkan dalam Ready Player One.
Berikut adalah
karakter-karakter berlisensi dalam film ini; The Iron Giant, RX-78-2 Gundam dari
Mobile Suit Gundam, Mechagodzilla, berbagai karakter dari alam
semesta DC Comics dan seri film The Lord of the Rings, Freddy
Krueger dari A Nightmare at Elm Street, Duke Nukem, Tracer dari
Overwatch, Ryu, Blanka dan Chun-Li dari Street Fighter, Sonic
the Hedgehog, Lara Croft dari Tomb Raider, Kratos dari
God of War, Nathan Drake dari Uncharted, Sackboy dari
LittleBigPlanet, serta karakter Knack dan Chucky dari Child's
Play. Selain itu dalam sebuah balapan mobil game besar-besaran akan muncul
kendaraan mesin waktu DeLorean dari Back to the Future yang
dilengkapi dengan KITT dari Knight Rider (digunakan oleh
Parzival), Mach 5 dari Speed Racer, mobil '58 Plymouth
Fury yang dimiliki oleh Christine,van dari The A-Team, Ford
Falcon yang dimodifikasi digunakan di Mad Max, truk monster
Bigfoot, dan sepeda motor Kaneda dari Akira. Referensi
tambahan untuk Robocop, Jurassic Park, King Kong, 2001: A Space
Odyssey dan Halo juga
telah diidentifikasi dalam materi promosi. Cline juga meminta Industrial Light
& Magic untuk memasukkan referensi ke The Last Action Hero, salah
satu skenario pertama Penn, dan Star Trek lisensi yang dipinjamkan oleh
Simon Pegg selaku produser dari Star Trek. Tidak lupa atribut franchise The
Shining yang akan berperan besar dalam film ini.
Tidak salah apabila
selama 140 menit ke depan penonton akan bersorak sorai seperti menyaksikan aksi
panggung konser Aerosmith atau Queen di tahun 90an awal.
Dari segi cerita kalau
dalam dunia film Sci-fi, penonton akan percaya bahwa Spielberg memang
sang maestro budaya Pop. Kita tidak akan disuguhkan cerita dengan teori sci-fi
berat seperti Insterstellar atau Inception, bahkan tidak juga dengan Sci-fi horror
macam saga Alien. Film ini murni sebuah kisah persahabatan, kisah seorang anak
yang mengejar mimpinya dan berkelana dalam dunia maya. Ringan dengan
eksekusi yang mengasyikan. Secara visual dan editing? Apakah masih meragukan
Steven Spielberg?
Bagaimana dengan
soundtrack? Di luar dari lagu yang dikomposisikan oleh Alan Silvestri, penonton
akan merasakan lagu tahun 80-90an seperti Take On Me dari A-HA, Jump
dari Van Hallen, World In My Eyes dari Depeche Mode dan Tom Sawyer
dari Rush. Lagu-lagu tersebut sangat pas dan membawa nuansa nostalgia yang tak terelakan.
Ready Player One adalah sebuah film yang tidak diragukan lagi
adalah karya Spielberg yang sudah lama hilang, film dengan nuansa petualangan
dan aksi yang memukau, sebuah film untuk bersenang-senang, sebuah film yang
memang cocok ditonton sambil makan popcorn. Bahkan sebuah film yang
membawa perasaan penonton seperti menonton bersama sang maestro, tertawa dan
berteriak bersamanya.
Film ini adalah sebuah oase pertemuan karakter favorit (film atau game) yang bisa jadi hanya menjadi mimpi di siang bolong belaka.
Lagu-lagu nostalgia yang sangat populer dengan cerita ringan yang akan dicintai
banyak orang. Sebuah film festival bagi para ‘geek’ dan game maniak.
Sebuah mimpi besar Ernest Cline yang akhirnya terwujudkan karena dia PERCAYA.
Dia percaya bahwa VR
akan populer dan Ready Player One menjadi salah satu penggerak bagi para
pengembang teknologi untuk menghidupkan teknologi VR. Dia mungkin juga percaya
bahwa cerita fiksi saat ini akan menjadi kenyataan. PERCAYA adalah faktor utama
dan terpenting dalam mewujudkan sebuah mimpi bahkan sebuah fiksi. Apabila
sebuah rasa percaya tersebut benar-benar diwujudkan dan rasa percaya tersebut
didukung juga oleh orang banyak. Bisa jadi apa yang ditulis dalam buku Ghost
Fleet akan menjadi kenyataan, kalau realitanya sudah mengarah kesana dan
kalau kita banyak yang percaya. Tetapi bisa jadi malah tidak akan terjadi kalau
kita PERCAYA bahwa Indonesia justru akan maju dan kita berusaha mewujudkan
untuk memajukan Indonesia.
Sangatlah jelas Ernest
Cline percaya bahwa Ready Player One akan menjadi sebuah
tonggak film populer yang akan terus diingat banyak orang. Dia PERCAYA,
Spielberg pun juga PERCAYA dan saya pun PERCAYA.
PRODUCTION: A Warner Bros Pictures, Amblin Entertainment,
Village Roadshow Pictures, RatPac-Dune Entertainment, De Line Pictures production.
CREW: Screenplay: Ernest Cline, Zak Penn. Camera (color, widescreen): Janusz Kaminski. Editors: Sarah Broshar, Michael Kahn. Music: Alan Silvestri.
WITH: Tye Sheridan, Olivia
Cooke, Ben Mendelsohn, Mark Rylance, T.J. Miller, Simon Pegg, Lena Waithe, Win
Morisaki, Philip Zhao, Susan Lynch, Hannah John-Kamen, Ralph Ineson, McKenne
Grace, Letitia Wright.
★★★★★★★★
Tulisan ini telah dipublikasikan di website Gila Film (Ulasan: Ready Player One)
Komentar
Posting Komentar