Cerita #1: Dr. Frost!
Saya
terbangun dalam keadaan telanjang, gelap gulita, mengigil kedinginan karena
tubuh saya diselimuti es-es batu kerikil. Hipotermia. Saya lumpuh tak berdaya,
tidak bisa menggerakkan tubuh ini karena suhu yang sangat dingin. Tetapi
mungkin saya baru sebentar disini, kalau saya sudah disimpan cukup lama dalam
ruangan sempit sebesar peti mati ini dalam kondisi seperti ini, saya jelas
sudah mati rasa, atau mungkin saya sudah mati. Tapi saya masih bisa merasakan
rasa sakitnya tangan dan kaki saya yang terikat dengan tali dan diselimuti oleh
lakban-lakban besar. Akkkh…. Saya tidak bisa bergerak.
Mengapa
saya ada disini?
Saya
datang ke Indonesia untuk menyelidiki Dr. Frost dan organisasi Komodo Hijau.
Selain itu Perdana Menteri Inggris sedang berada di Indonesia dan beliau akan
mengadakan pertemuan di Indonesia bersama Presiden Indonesia dan
petinggi-petinggi perusahaan kapitalis dari Tiongkok. Ya, saya mendapatkan
link, seseorang yang berkoneksi dengan Dr. Frost. Entah semalam, atau 2-3 malam
yang lalu, saya bertemu dengannya. Dia bernama Satria. Saya seperti sudah
mengenal dia bertahun-tahun. Dia sangat familiar sekali. Dia seorang sarjana
Psikologi. Dia adalah satu-satunya orang yang diijinkan Dr. Frost untuk
menganalisa penyakitnya. Dr. Frost dikenal sebagai seorang yang sangat jenius,
tetapi dia tidak bisa merasakan empati, kesedihan, cinta atau tanggapan
emosional lainnya. Dia bersama Komodo Hijau sudah merencanakan genosida untuk
orang-orang tiongkok yang sudah menjamur di Indonesia.
Sebuah
temuan yang sangat mengerikan, dia mampu menginjeksi bakteri kedalam makanan
yang hanya menyerang gen-gen tertentu bagi mereka orang-orang tiongkok. Ketika
mereka sudah mengonsumsinya maka mereka akan berhenti. Membeku. Merusak sensor
motorik pada manusia. Mereka hidup tetapi tidak bisa bergerak sama sekali.
Kalau
saya masih tetap terus disini, bagaimana saya bisa menghentikan Dr. Frost. Lalu
apakah saya disini karena Satria? Saya tidak meminum atau memakan apapun, tak
mungkin saya bisa terbius karena tidak mengonsumsi apapun. Malah Satria yang
dengan santainya meminum cocktail sambil memainkan glass harmonica dengan
gelas-gelas wine yang dia pesan. Sebuah alunan musik yang syahdu dan menyayat
hati. Tetapi kalau diingat lagi, lagu itu sepertinya sudah pernah saya dengar.
Itulah ingatan terakhir yang saya ketahui. Setelah itu saya tidak sadarkan
diri.
Hipnotis.
Ya. Ternyata saya dihipnotis. Saya mengingatnya.
Saya
mendengar lagu itu di radio saat bersama Agent Rana malam itu di kamar. Saya
mendengar lagu itu dari department store yang saya kunjungi saat mengikuti
Satria diam-diam. Saya mendengar lagu itu saat di dalam taksi menuju hotel dari
bandara. Tetapi sepertinya saya pernah mendengar lagu ini lama sekali sebelum
saya datang ke sini. Satria ternyata bersekongkol dengan Dr. Frost, mereka
sudah mengetahui keberadaan saya. Saya dijebak.
Ada
suara langkah kaki mendekat. Peti terbuka.
"Selamat
Siang James Bond!" Dia Dr. Frost.
"Aku
yakin, kau masih tidak bisa berbicara saat ini. Masih dalam keadaan mengantuk,
lemas dan bingung. Tidak bisa bergerak. Mati rasa." Dia bukan hanya Dr.
Frost, tetapi dia Satria.
"Kau
terkejut melihatku!" Aku seharusnya menduganya, mana mungkin Dr. Frost mau
diteliti oleh sarjana Psikologi biasa seperti Satria. "Aku dan Satria
adalah 1 orang yang sama, seperti yang kau duga sekarang."
"Tetapi
kau tidak pernah menduga bukan?" Saya kira Dr. Frost adalah pria yang
sudah berusia 30-40 tahun. Tetapi dia masih muda. "Tidak menduga siapa Dr.
Frost sebenarnya"
"Tampaknya
kau kecewa. Begitu juga dengan ku. Aku kecewa." Usianya mungkin sekitar 25
tahun. "Tak kusangka, James Bond yang terkenal, mudah dijebak."
"Seperti
halnya kau dengan mudahnya menjebak begitu banyak wanita dalam pelukanmu."
Apa maksudnya ini? Apa maksudnya yang kau katakan? Dia mendekat, lalu membuka ikatan tali dan lakban yang mengikat tubuh ini.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Di
tempat lain, tidak jauh dari lokasi dimana James Bond disekap. "Sesuai
dengan prediksimu Q. Kau sudah berhasil melacak dimana James Bond berada"
Seorang wanita, agent bernama Rana Agustina berbicara dengan Q melalui satelit
telekomunikasi.
"Saat
ini lokasi Agent Bond sudah ditemukan, tadi aku tidak tau dimana dia berada,
seperti ada barrier yang menutupi. Sekarang sudah terlihat. Dia dekat dengan mu
Agent Rana." Jawab Q membalas di balik komunikasi satelit itu.
"Agent
Rana, berapa lama kau dan tim bisa mendekati lokasi Bond berada?" Kali ini
M bertanya. Dia berada di sebelah Q.
"Kalau
benar apa yang dikatakan oleh Q, sekitar 5 menit kami akan sampai disana."
Jawab Agent Rana.
"Hati-hati,
kau jangan mengira kalau disana tidak dijaga dengan ketat. Dr. Frost itu
berbahaya. Terlebih lagi disana merupakan tempat dia memproduksikan racun itu.
Hancurkan segera tempat itu" Lanjut M menasehati.
"Baik,
saya laksanakan." jawab Agent Rana.
"Q,
ide cerdas kau telah memasukkan pelacak kecil ke dalam tubuh Bond. Aku tak
menyangka, Bond akan sebodoh ini."
"Aku
curiga, Bond masih mengingat masa lalunya di Indonesia 25 - 26 tahun yang
lalu." M telah memeriksa latar belakang Bond, bahkan ketika Bond pertama
kali bergabung dalam Secret Service Agent, 25 tahun yang lalu.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Lihatlah
sekitar mu James Bond! Dimana kau berada?" Ini ujung jurang, dengan air
terjun yang cukup tinggi. "Kau ingat, 26 tahun yang lalu, kau ada
disini?"
Sial,
saya tidak mengingatnya. Q pernah bilang, bahwa saya harus berhat-hati disini.
Mungkin akan ada tubrukan ingatan yang menyakitkan yang akan saya alami.
"Hmmm.…
Tampaknya kau masih lupa. Bond." Kemana dia pergi. Dia menuju mobil
hitamnya. Lalu musik itu mengalun lagi dari mobil itu. Musik yang menghipnotis
saya.
Saya
melihat Dr. Frost dengan seksama. Dia sangat familiar sekali. Dia tatapan
matanya…..
"Bond!"
Saya mendengar suara Rana dari jauh. "Stop! Angkat tanganmu!" ya… itu
Agent Rana yang mengarahkan pistolnya ke Dr. Frost. "Kau Dr. Frost? Kali
ini kau sudah terkepung" Dr. Frost tidak mengangkat tangannya. "Kubilang
angkat tanganmu! Atau kau kutembak!" Lagu ini masih mengalun
syahdu. Terlihat Agent Rana sedikit gemetaran.
Dr.
Frost masih belum mengangkat tangannya, justru dia tersenyum. "Sesuai
dugaanku. Selamat datang Agent Rana!" Kenapa, kenapa dia tidak takut.
"Kau masih anak baru, jadi tampaknya kau tidak tau bagaimana cara
bernegosiasi. Kau masih ingin James Bond aman?"
"Kau
yang tidak tau bagaimana cara bernegosiasi. Lihatlah sekarang, kami sudah
berhasil mengepungimu." Rana menjawabnya dengan tegas. "Dan racunmu,
kami sudah berhasil menanggulanginya! Hahaha…. " Rana tampak senang
sekali. "Kami sudah menemukan penangkalnya!"
"Kalau
memang sudah menemukan penangkalnya, silahkan kalian sembuhkan Surabaya!"
Dr. Frost menjawab Rana dengan dingin. Dia tak tampak kecewa. Justru seperti
semua ini sudah dia rencanakan.
"Surabaya!"
Rana terkejut sekali.
"Bukankah
Surabaya tempat keluargamu tinggal, Agent Rana? Apakah kau sudah mengamankan
keluarga mu?"
"Kau.….
Bajingan!" Rana berteriak dan emosi. "Sialan kau…." Agent Rana
akan menembakkan pistolnya. Apa yang dia lakukan. Rana jangan! Saya harus
bergerak, ayolah Bond selamatkan dia! Saya tidak mampu lagi.
"Jangaaaannn……..
Satriaaa…..!" Ya, saya akhirnya bisa berteriak. Tetapi terlambat. DOR!!!
Tubuh itu jatuh, bersimbah darah dari kepalanya….
"Rana…"
Saya kembali terdiam membeku. Bagaimana Dr. Frost melakukan ini semua.
Bagaimana? Sialan, musik ini masih mengalun dari mobil itu. Rana telah
terhipnotis juga.
"Ranaaaaaa.….….….….!!!!"
Agent Wasa, salah satu kolega Rana di Indonesia berteriak, tampaknya dia
melihat, ketika Dr. Frost menembak Rana di kepalanya.
"Wasa,
jangan mendekat! Kau akan terhipnotis bila mendekat!"
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Agent
Rana." Q terkejut. "Dia masih muda dan cantik."
Q dan M
saat ini sedang mengawasi Bond. Mereka berada di salah satu bunker yang tidak
diketahui dimana di daerah pelosok Indonesia. Bunker ini memiliki alat-alat dan
fasilitas yang memadai, serta terkoneksikan langsung dengan MI6 di Inggris
melalui satelit.
"Q,
coba kau teliti wajah Dr. Frost yang berhasil Agent Rana ambil dari
kameranya." Perintah M. M bergetar, "Siapa Dr. Frost sebenarnya?"
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Kau
tidak berhasil menyelamatkan kekasihmu Bond. Seperti wanita-wanita lain yang
ada di hidupmu, kau tidak berhasil menyelamatkan mereka!"
"Rana
adalah agent yang baik Satria," Jawabku tertatih-tatih, masih merasakan
hipotermia.
"Seorang
agent yang baik, dan berhasil masuk dalam jerat cintamu!" Jawab Dr. Frost
dengan dingin. "Seperti halnya 26 tahun yang lalu. Saat dia sedang jatuh
cinta padamu, dan kau meninggalkannya!"
"Satria.
Aku ingat sekarang." Ya, saya mengingatnya sekarang. "Serafina
Arifin." Wanita itu… "Kalung yang kau pakai, mirip dengan kalung yang
pernah kuberikan padanya. Kalung Dewa Wisnu."
26 tahun yang lalu, saya bertemu dengan seorang wanita. Wanita yang mempesona.
Waktu itu saya masih muda, masih 19 tahun begitu juga dengan dia. Seorang
aktris cantik yang sedang naik daun. Kalung itu saya berikan padanya sebagai
bentuk tanda cinta. Untuk selalu melindunginya, ketika saya bertugas di luar
sana. Di luar Indonesia. Suatu saat di tempat ini, disini, sambil memegang
kalung itu. Fina berkata kepada saya, "Kalau aku punya anak laki-laki
nanti, aku akan berikan nama Satria." Wajahnya sangat bahagia saat itu.
"Seperti halnya kalung Dewa Wisnu pemberianmu. Jadi ada 2 pemberianmu yang
akan melindungiku. Dewa Wisnu dan Satria yang berjiwa melindungi orang yang
dicintainya." Satria. Kau kah itu?
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Aku
sudah melacaknya, tidak ada satupun yang cocok di alat pendeteksi wajah,
sepertinya wajahnya (Dr. Frost) belum terrecord." Q memberitahukan hasil
yang nihil kepada M.
"Periksa
Serafina Arifin." M meyakini kalau ini ada hubungannya dengan Serafina
Arifin. "Dia adalah kekasih Bond, sebelum James Bond meninggalkan
Indonesia dan bergabung dalam Secret Service Agency.
Tampak
dari kejauhan Miss Moneypenny datang dengan tergopoh-gopoh. "M, Surabaya
sudah lumpuh! Semua orang tionghoa sudah lumpuh. Tetapi orang Korea, Jepang,
dan Taiwan tidak ada satupun yang lumpuh."
"Tidak
ada yang menjaga Surabaya?" M melanjutkan, "Hampir semua agent
terbaik di Indonesia mengejar keberadaan Bond dan menjaga pertemuan bilateral
antara PM Inggris dan Presiden Indonesia." M sangat geram sekali, wajahnya
menunjukkan kemarahan akan kekalahannya. "Tidak ada yang menjaga Surabaya.
Lacak keberadaan makanan dan minuman dari produksi Frost Industries. Periksa
korban yang ada di Surabaya, cari tau darimana mereka bisa terkena wabah ini
dan sembuhkan mereka dengan obat yang kita temukan."
"Bagaimana
dengan penyebaran obatnya keseluruh Indonesia?" Tanya Miss Moneypenny.
"Sebarkan
semuanya, tingkatkan produksi sebanyak-banyaknya." M sudah gusar dengan
kondisi ini.
"Untuk
memproduksi itu semua, setidaknya kita membutuhkan waktu 2 minggu. Kita
berkejar-kejaran dengan waktu." Q juga tampak resah.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Agent
Wasa mendekat, "Bond, kita tidak ada waktu lagi, cepat kita pergi dari
sini, percuma memaksanya untuk mengatakan dimana lokasi selanjutnya!"
Wasa, dia sudah marah. Tetapi dia menahannya. Saya sudah memintanya untuk
menjauh, agar tidak terkena dalam pusaran hipnotis Dr. Frost. Wasa membopong mayat
Rana yang sudah bersimbah darah dan segera menjauh dari sini. Dia tau bahayanya
apabila dia juga terkena hipnotis.
"Sekarang
kau sudah mengingatnya, benar kata Agent Wasa, percuma kau memaksaku. Lebih
baik aku akan berikan hukuman berat kepadamu Bond!" Pistol Rana yang
berhasil dia raih saat Rana terhipnotis tadi sekarang diarahkan ke kepalanya
sendiri. Dia tersenyum, tersenyum bahagia.
"Apa
yang akan kau lakukan Satria!" tolong jangan kau lakukan itu. "Jangan
gegabah, Aku mengerti semua. Aku sudah mengetahui semua. Aku menyesali
semua!" Sialan musik itu masih saja mengalun.
"Mengetahui
apa? Apa yang kau ketahui?"
"Surabaya,
pertemuanku pertama dengan Fina. Cirebon pertemuanku kedua dengannya, saat itu
dia sedang menjalani tur teatrikalnya. Medan, kami berjanji bertemu disana,
kami makan malam berdua disana. Aku seorang turis petualang miskin, beruntung
sekali bertemu dengannya seorang aktris yang cantik. Makasar, kami memadu kasih
disana. Yogyakarta saat aku memberikan kalung itu di Candi Prambanan. Lombok,
pertualangan alam kami yang pertama dan terakhir, hanya kami berdua, di sini. Dan
Jakarta saat aku meninggalkannya." Ternyata saya masih mengingatnya
semua.
"Lalu
di Pontianak saat dia melahirkanku…" Musik itu berhenti.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"J.B
Junior Arifin, anak dari Serafina Arifin. Fina terpaksa harus berhenti
sementara dari dunia teater dan perfilman selama 2 tahun. Dia bintang muda
penuh bakat, cantik. Selama waktu itu, banyak rumor yang mengatakan kalau dia
hamil dan diam-diam melahirkan anak." Q akhirnya mendapatkan jawaban.
"Berdasarkan
data rumah sakit di Pontianak, Serafina Arifin melahirkan anak laki-laki,
prematur, memiliki gangguan di bagian lobus frontal. Gangguan ini menyebabkan
rambutnya cepat memutih, hyperaktif, cerdas, jenius, tetapi tidak merasakan
sakit sama sekali, bahakan lama-lama kelamaan, dia tidak merasakan emosi."
"J.B,
James Bond?" M mencoba menebak.
"Serafina
meninggal dengan tragis, dia meninggal karena diperkosa oleh para warga
pendatang dari China yang membalas dendam pada warga lokal atas peristiwa 98 di
Jakarta. Anaknya, J.B, berhasil selamat dan survive. Saat itu sudah tidak ada
kabar lagi dari J.B Junior."
"Apakah
ini motifnya?" M kemudian melihat gelagat Miss Moneypenny yang gusar dan
ketakutan sehabis menerima telepon. "Miss Moneypenny, apa yang terjadi
denganmu?"
"Penangkal
itu.…" Dia jelas sangat ketakutan. "Penangkal itu tidak
berguna!"
"Apa
maksudmu?"
"Dr.
Frost mejebak kita, makanan dan minuman dari Frost Industries tidak berbahaya
sama sekali, penyebaran bakteri itu tidak melalui makanan. Melainkan sentuhan,
yang dibawa oleh warga lokal. Penyebarannya sangat cepat sekali. Terlampau
cepat." Miss Moneypenny gemetar tidak berdaya.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Penyesalanmu
sudah tidak berguna lagi! Saatnya kita berpisah!" Dia menggengam erat
pistolnya. "Senang bertemu denganmu James Bond!"
"Bond,
hentikan dia!" Teriak Wasa dari kejauhan. "Kita butuh penangkalnya!
Kita tidak memiliki penangkalnya!"
Ya saya
yakin sekarang sudah bisa bergerak. Jarak kami berdua tidak terlalu jauh, hanya
tiga langkah. Tiga langkah yang berarti, yang bisa menyelamatkan banyak orang,
termasuk dia. Dan mengetahui kebenarannya.
Dia
berhasil mengelak dari kejaranku, setidaknya ini memperlambat dia untuk tidak
membunuh dirinya sendiri. Kami bertarung memperebutkan pistol itu. Akkkh saya
masih sangat lemas. Sedangkan dia ternyata sangat cekatan, tak disangka, dia
mampu bela diri. Ilmu bela diri silat yang cukup hebat. Pistol itu terjatuh,
dekat denganku, aku bisa mengambilnya walaupun dia lebih cepat.
"Jangan
kau lakukan ini Satria." Saya berusaha bernegosiasi dengannya. "Kau
tau artinya Satria bukan? Ibumu memberi nama itu untuk melindungi. Melindungi
mereka yang lemah dan tak berdaya."
"Namaku
bukan Satria!" Dia berkata dengan tegas akan namanya.
"Namaku……." Satria tidak melanjutkan kata-katanya. Sekilas dia
seperti melihat Wasa dalam waktu yang singkat kemudian dia berlari mendekat.
Dan…
DOR!!!
"Aaaaaaaaaakkkkkkkhhhhhhh.….…!"
Kenapa? Ternyata memang ada penyusup. Wasa selama ini dia berkhianat! Saya
terjatuh, terjerembab jatuh ke tanah. Didorong oleh Satria. Satria limbung,
peluru mengenai dada kanannya, dia tidak kesakitan. Tetapi jelas dia tidak
seimbang. Lalu…..
DOR!!!........
DOR!!!....... Peluru itu terbang menabraknya di bagian perut dan lengan kirinya
bagian atas. Dia terdorong jatuh ke jurang. Saya bergerak dengan sekuat tenaga
untuk menjangkaunya. Saya berhasil menjangkaunya. Saya hanya bisa menangkap
tangannya, tangan kirinya.
"Huuuh…. huuuh… Sudah kubilang, aku senang bertemu dengan mu. Seharusnya ini berakhir
tadi. Kau mengetahui dimana kota-kota yang sudah kalian lalui. Dan juga kau
pasti akan tau penangkalnya, kau sudah mengalaminya, kau baru saja
melewatinya."
Tangan
kirinya sudah tidak kuat lagi. "Jangan. Jangan lepaskan…. Satria!"
"Namaku,
J.B Junior Arifin. Aku dipanggil Junior oleh Ibuku." Dia menjawab, lemah
sekali. Lalu, tangan itu udah tak kuat lagi menahan. Dengan kondisi tubuhku
yang masih lemah karena hipotermia.
Hipotermia.
Ya itulah jawabannya. Sensor motorik tidak akan rusak kalau di dalam otak kita
tidak mengirimkan sinyal-sinyal motorik. Sinyal-sinyal motorik itu
menyebarluaskan racun ini. Melemahkan tubuh kita akan menghentikan sementara
penyebarannya dalam tubuh. Membekukan dari dalam. Itu intinya. Semudah itukah?
"Kau
sudah tau jawabannya…." Jadi selama ini dia. Tangannya… jangan sampai
lepas.
Dari
jauh, saya mendengar langkah yang mendekat. "Bond! Maafkan!" Wasa,
sialan kau. Dia mengarahkan pistolnya ke tubuhku. Posisiku terjepit. Lalu
tiba-tiba musik itu kembali terdengar. Tangan kanan Junior memegang
remote control audio player mobilnya.
Saya
melihat Wasa lumpuh, tak berdaya seperti Rana. Terhipnotis seperti Rana. Kosong
seperti Rana. Walaupun saya sudah terbiasa dengan pengaruh hipnotis ini. Tetapi
saya makin melemah tetap melemah. Tangan ini….. Tangan ini….. Sudah tidak kuat
lagi. Jangan lepaskan.…. Jangaaaaaaaannnnnnn…………………………..
Dia
terjatuh. J.B Junior terjatuh. James Bond Junior terjatuh. Saya tak kuasa lagi
memegangnya……. Saya tak mampu lagi melindunginya. Sebagaimana seharusnya saya
melindunginya sejak dulu. Sejak dia masih kecil.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kisah
ini adalah fiktif belaka dan kemungkinan besar tidak akan pernah masuk dalam
script James Bond berikutnya (siapa gue bisa ngutak-ngutik naskah James Bond?).
Tetapi berharap banyak, Indonesia adalah destinasi berikutnya bagi film James
Bond setelah Spectre.
Mohon
maaf kalau kepanjangan. Kalau ada kritikan untuk Fan Fiction ini silahkan….
Dalam
bayangan saya, karakter-karakter James Bond: FROST diperankan oleh:
James
Bond: Daniel Craig
James
Bond muda: Taron Edgerton
Rana
Agustina: Laura Basuki
Wasa:
Oka Antara
M: Ralph
Fiennes
Q: Ben
Whisaw
Miss
Moneypenny: Naomie Harris
Serafina
Arifin: Anissa Rahma (mantan Cherrybelle)
dan
Dr.
Frost / Satria / J.B Junior Arifin: Rizky Nazar (any sugest?)
Kenapa
saya memilih Fan Fiction James Bond? Karena di tahun 2015 ini, ada 5 film
blocbuster movie yang akan dan telah tayang. Mulai dari Kingsman: Secret
Service, Spy, Mision Immposible 5 dan The Man from U.N.C.L.E dan penutup tentu
saja Spectre. Mari kita hadapi tahun yang spesial ini. Tahun para spy agent
beraksi!
#30HariMenulis adalah campaign
kecil-kecilan bagi kita yang ingin menulis tanpa ada beban apapun. Silahkan
mengunjungi fanpage ini untuk keterangan selanjutnya: https://goo.gl/XPOkIL
Komentar
Posting Komentar