Curhatan #1: Gara-gara Power Rangers
Pada dasarnya saya
memang menyukai hal-hal yang berbau dengan visual.
Sewaktu kecil,
sekitar usia 4-5 tahun, saya selalu dimarahi ibu saya karena kedapatan
mencoret-coret tembok rumah yang berwarna putih dengan crayon. Anehnya saya
sama sekali gak tertarik untuk memakan crayon itu, karena crayon itu lebih
bagus untuk mewarnai, semacam memiliki naluri, hey corat-coretlah apapun itu
dengan crayon itu.
Masuk TK dan SD saya
paling senang kalau saya diminta untuk menebak gambar dan inget banget saya
menangis bahagia (lebay) kalau saya pernah juara tebak gambar dengan hadiah
buku yang ada gambarnya (tinggal mewarnai). Saya pulang berlari bahagia (saya
sudah mandiri dan berani pulang sendiri dari TK ke rumah) dan ketika sampai
rumah saya mencari crayon saya dan kedapatan kalau crayon itu sudah tidak ada!
Menangis, meraung gak karuan, bibi yang saat itu melihat saya kaya gitu
akhirnya pura-pura membantu mencari crayon yang tiba-tiba hilang itu. Bibi
bilang (seingat saya), "abis lemari mainan mas Iib berantakan sih, tuh
jadinya sekarang crayonnya ilang." Saya kurang mengerti apa berantakan dan
rapih itu, tetapi saya jelas ingat kalau crayon itu masih ada hari minggu
kemarin di lemari itu.
Usut punya usut,
crayon itu memang dibuang oleh ibu saya! Saya ngamuk sejadi-jadinya dan bapak
saya memarahi saya karena ibu saat itu sedang mengandung adik saya. Walaupun
bapak saya memarahi saya, besoknya saya diberikan pensil warna dan kami membuat
sebuah agreement, jangan corat-coret tembok dan lantai, dan bapak saya akan
selalu memberikan buku bergambar kalau saya sudah mewarnai semua gambarnya.
Ketika SD, adik saya
lahir, orang tua sibuk dengan adik saya, dan menggambar sudah bukan hobi utama
saya lagi. Inilah awal mulanya saya menyukai seni visual dalam tingkat yang
lebih tinggi. Semua karena ada tontonan minggu pagi di Stasiun tv, apalagi kalau bukan Doraemon, Mighty Morphin Power Rangers dan masih banyak lagi. Saya menganggap
Doraemon itu cupu, tapi saya amat sangat mendewakan Power Rangers. Saya ingat
sekali format awal Power Ranger dinosaurus itu, Jason, Zack, Billy, Trini dan
Kimberly! Saya amat sangat menyukai Jason! Saya dan teman-teman di dekat rumah
setelah menonton Power Ranger selalu kumpul di lapangan depan TPA, disana kami
menceritakan keseruan episode per episode Power Ranger.
Lalu entah kenapa
kami membuat sebuah ide, yaitu menjadi Power Ranger! Anehnya kami semua anak
laki-laki dan berenam. Jadi ada yang harus rela menjadi Trini, Kimberly dan
Alfa, hahaha…
Sistemnya mudah,
hanya dengan hompimpa dan diakhiri dengan suit jari, hari itu siapa yang
menjadi siapa merupakan sebuah misteri dan kami harus memerankan peran itu
(cie…ile…. berat bahasanya). Apesnya, hari pertama saya menjadi Kimberly.
Akkkkhhh….. Keesokan hari minggu setelah hari itu, saya menjadi Zack dan
setelahnya saya menjadi Billy. Setelah berminggu-minggu dan berbulan-bulan
awalnya kami yang hanya berenam, sekarang menjadi sekitar sebelas anak, dan ada
anak perempuannya, 3 anak perempuan. Kalau dihitung-hitung saya jarang menjadi
Jason (which is yang menjadi incaran anak laki-laki) dan lebih banyak menjadi
Billy. Ketika karakter Tommy muncul, Tommy menjadi incaran yang paling disukai
bahkan mengalahkan Jason.
Kalau dipikir-pikir,
kami telah melakukan sesuatu hal yang sangat luar biasa pada masa itu.
Masing-masing anak pada akhirnya tidak egois yang maunya hanya menjadi peran
itu-itu saja. Kami menerima, berpura-pura dan berimprovisasi selama hari itu.
Tetapi untungnya tidak ada pergerakan yang membahayakan saat itu. Yang saya
ingat lagi, kami tetap memakai karakter yang telah terpilih untuk
permainan-permainan yang lain, seperti petak umpet, petak jongkok, benteng,
galaksin dan masih banyak lagi. Misalnya bermain petak umpet, saat itu saya
menjadi Billy dan ketika posisi sembunyi saya diketahui oleh 'yang jaga' maka
si 'yang jaga' itu akan bilang Billy 'Inglo' (bener kan ya tulisannya Inglo?).
Kalau salah menyebut nama, maka dianggap tidak sah. Hehe...
Dari serial Mighty
Murphin Power Ranger itu saya banyak belajar, sangat banyak. Terutama kalau
kejahatan itu memang harus dibasmi dan kebenaran harus ditegakkan. Tetapi
hal-hal yang paling saya sukai dari pelajaran menyaksikan film (serial) adalah
mempelajari karakter dan berkhayal bebas menjadi apapun yang kita inginkan.
Saat itu jelas kami belum tau apa itu sutradara, editor dsb. Yang kami tahu
hanya nama karakter dan sifatnya, serta betapa magic-nya visual yang
mengagumkan (ledakan, kostum dinosaurus dan monster serta robot).
Itulah awal saya
menyukai yang namaya sebuah karya film, serial, sinetron (saya gak tau kalau
sinetron Indonesia sekarang apa masih bisa saya cintai?). Sampingan-sampingan
lainnya apa yang saya dapat dari film adalah budaya. Saya amat sangat menyukai
budaya, apapun itu. Karena saya belum ada kemampuan untuk bisa pergi ke Jepang,
apalagi Eropa, cukup dengan menonton film, saya jadi berkeliling dunia dan
sedikit mengetahui budaya dari negara lain. Itulah kenapa alasan utama saya
kurang menyukai cerita fantasi dengan budaya fantasi (di luar anime Jepang
tentunya). Itulah kenapa banyak yang
mempertanyakan kenapa saya tidak menyukai Star Wars tetapi suka dengan Star
Trek, dan lagi tentu saja alasan kenapa saya lebih menyukai Harry Potter
daripada Lord of The Ring.
Bisa dibilang, saat
ini film adalah saksi bisu saya yang selalu menemani saya disaat saya gundah
gulana, lelah bukan main atau sedih karena asmara (cieeee….). Mereka memberikan
saya ketenangan hati, menghibur dan melupakan semua masalah bahkan bisa meninabobokan
saya, seakan tau, kalau saya memang butuh istirahat.
Sampai sekarang ingatan masa kecil yang paling tidak terlupakan adalah bagaimana menjadi Lord Zedd bahkan membawa karakter itu sampai malam hari ketika menonton Macgyver. Lalu memikirkan bagaimana caranya mengalahkan Macgyver, monster apa yang harus saya keluarkan agar si Macgyver salah dan gagal. Hahaha….
Khayalan anak kecil.
Sampai sekarang ingatan masa kecil yang paling tidak terlupakan adalah bagaimana menjadi Lord Zedd bahkan membawa karakter itu sampai malam hari ketika menonton Macgyver. Lalu memikirkan bagaimana caranya mengalahkan Macgyver, monster apa yang harus saya keluarkan agar si Macgyver salah dan gagal. Hahaha….
Khayalan anak kecil.
FYI: film bioskop pertama kali saya tonton adalah………… Toy Story
Nb: Incaran karakter
Mighty Morphin Power Ranger, dari teratas sampai terbawah:
1 Tommy
1 Tommy
2 Jason
3 Billy
4 Kimberly
5 Alfa
6 Trini
7 Zack
8 Zordon
9 Lord Zedd / Rita
Repulsa
10 Skull
11
Bulk
Oya, ini baru cerita mengenai Power Ranger, belum lagi cerita ketika salah satu stasiun tv swasta lahir dan anak-anak terpukau dengan Kamen Rider Black (Satria Baja Hitam). Saat itu saya masih kecil sekali sehingga hanya bisa menonton tanpa fokus tetapi melongo karena kagum.
#30HariMenulis adalah campaign kecil-kecilan bagi kita yang ingin menulis tanpa ada beban apapun. Silahkan mengunjungi fanpage ini untuk keterangan selanjutnya: https://goo.gl/XPOkIL
Oya, ini baru cerita mengenai Power Ranger, belum lagi cerita ketika salah satu stasiun tv swasta lahir dan anak-anak terpukau dengan Kamen Rider Black (Satria Baja Hitam). Saat itu saya masih kecil sekali sehingga hanya bisa menonton tanpa fokus tetapi melongo karena kagum.
#30HariMenulis adalah campaign kecil-kecilan bagi kita yang ingin menulis tanpa ada beban apapun. Silahkan mengunjungi fanpage ini untuk keterangan selanjutnya: https://goo.gl/XPOkIL
Komentar
Posting Komentar