Chef (2014) : Sajian Ringan yang Menggemukan

Directed by Jon Favreau

Banyak pria yang berkomentar setelah menyaksikan film ini dia ingin menjadi Chef. Chef sudah tidak lagi ditakuti sebagai profesi bagi laki-laki. Biasanya laki-laki konvensional (didikan orang tua kolot) takut kalau dicap 'pandai memasak', karena memasak itu adalah pekerjaan wanita. Maka dari itu, sewaktu kecil, ketika ada teman laki-laki bercita-cita ingin menjadi koki, dia langsung saja ditertawakan. Bukan hanya itu dalam dunia kerja sekarang pun masih ada yang menertawakan kalau ada teman laki-lakinya yang pandai memasak. Bahkan sampai komentar yang sangat vulgar sekalipun, "gak macho lo.... masa cowo masak, cowo tuh main dan koleksi hot wheel!" FYI, bahwa hanya ada 3 chef wanita yang disebut dalam artikel yang berisikan 50 restoran terbaik di dunia (1). Inilah yang menyebabkan kalau Chef adalah dunia para lelaki. Hal ini dikarenakan bahwa memasak itu membutuhkan komposisi yang presisi dari bahan dan bumbunya, dan dalam hal ini, laki-laki lebih mudah menguasai.

Setidaknya, setelah mereka dicekoki dengan tontonan yang mengasyikan semacam Chef ini, pikiran mereka sudah terbuka. Bagaimana tidak, Chef Carl Casper (Jon Favreau) tidak perlu berwajah tampan dan berpenampilan macho, tetapi dia diperebutkan oleh Inez (Sofia Vergara) dan Molly (Scarlett Johansson) yang cantik dan seksi. Dia hanya butuh bahwa dia pandai memasak yang mampu membahagiakan orang dan dia mendapatkan keduanya. Tetapi hidup tidak selalu berada di atas. Karena kesuksesannya dalam menyajikan makanan restoran mewah di Los Angeles, dia harus dikritisi oleh kritikus food blogger yang terkenal, Ramsey Michell (Oliver Platt), bahwa Chef Carl sudah tidak kreatif lagi. Carl berdebat dan marah di restoran tersebut dan secara cepat berita ini sudah menyebar via social media. Hal inilah yang membuat Carl berhenti dari restoran dan menjalankan rencana mantan isterinya, Inez..


Carl akhirnya menjalani usaha baru untuk meningkatkan daya kreatifitasan dia dalam dunia kuliner, yaitu menjalani Food Truck. Dia dibantu oleh sahabat baiknya, Martin (John Leguizamo) dan anaknya Percy (Emjay Anthony) yang ternyata sangat jago memasarkan usaha baru ayahnya via sosial media. Mereka pun memperkanalkan Cuban Sandwich yang sangat terkenal di Miami, hinggal akhirnya berita ini tersiar ke Los Angeles.

Film ini banyak sekali menyentil apa saja yang ada disekitar mereka, terutama mengenai dunia sosial media, kemonotonan hidup yang mematikan kreatifitas dan tentu saja menjadi bos dengan membangun usaha sendiri. Selain itu, kisah persahabatan dan kisah keluarga juga dikemas dengan minim konflik. Yup, film ini minim konfik, terlalu naif tetapi lugas menyatakan dirinya untuk bermain dalam dunia yang aman. Jon Favreau dkk, seakan mengajak penonton untuk sedikit santai dengan film ini, tetapi mereka juga yakin film ini tetap menggiurkan.

Kemampuan food cinematography di film ini membuat penonton lapar mata dan lapar perut. Tetapi entah kenapa sajian makanan di film ini masih kalah menggiurkan dengan sajian makanan Indonesia di film Tabula Rasa. Mungkin Jon Favreau bisa belajar dari sineas muda di Indonesia, Adriyanto Dewo, hehe.....

Dari sisi sinematografi yang lain, sudah bisa dibilang pas dan tidak berlebihan. Begitu juga iringan lagu latin (atau lagu Kuba - Meksiko) yang sexy yang membuat film ini menjadi sebuah tontonan yang ringan. Para aktor juga bermain dalam kadar yang pas, tidak ada yang belebihan dan tidak ada yang kekurangan sekalipun. Karena Chef Carl yang memiliki konflik yang cukup kompleks, maka dari itu Jon Favreau lebih banyak berperan jika dibandingkan yang lain. Scene stealer di film ini jelas dari Percy (Emjay Anthony) yang menggemaskan untuk ukuran anak SD yang sudah pandai mengoperasikan gadget dan berbagai macam social media. Percylah menjadi salah satu faktor kesuksesan Carl dalam usaha terbarunya ini.


Jon Favreau adalah salah satu segelintir aktor yang aktif menjadi penulis, produser dan sutradara film. Penonton mengenalnya sebagai salah satu sutradara film superhero yang sangat terkenal di dunia Marvel, Iron Man. Kemampuan Jon Favreau sebagai sutradara bisa dibilang lebih baik daripada seorang aktor, terbukti banyak film karyanya yang menghasilkan tontonan ringan dan menghibur setelah menghadapi kerjaan seharian. Elf, Zathura dan Iron Man adalah karyanya yang direkomendasikan. Sebagai aktor memang tidak sepenuhnya baik, ada yang naik ada yang turun, tetapi Jon Favreau yang sering berakting dalam film komedi ini selau memberikan kemampuan yang terbaik darinya.

Chef memang bukanlah tontonan yang akan membuat penonton merasakan gejolak emosi yang hebat. Film ini lebih cocok sebagai tontonan melepas lelah sehabis pulang kerja yang ingin dihibur ringan tetapi tetap penuh dengan sajian ilmu kehidupan yang bermakna. Secara tidak langsung, banyak ilmu yang dipetik di dalam film Chef, termasuk profesi Chef yang ternyata sangat menggiurkan bagi sebagian besar laki-laki. Film ini sungguh ringan seperti sajian desert yang sangat lezat tetapi bisa menggemukan, karena bisa jadi film ini membuat penonton lapar mata, melihat betapa menariknya makanan food truck atau makanan pinggiran jalan. Film ini juga mengingatkan bahwa banyak jajanan / menu makanan orisinal yang diperdagangkan di pinggiran jalan bukan di restoran bintang 5. Hal ini juga terjadi di Indonesia dan negara lainnya, bahkan banyak teman di Jepang mengatakan, kalau ingin memakan makanan khas daerah, para turis disarankan mengonsumsi makanan kaki lima atau restoran kecil pinggiran jalan, bukan restoran mewah di mall atau arteri pusat perbelanjaan kota.

Tidak ada kalimat penutup yang cocok untuk film Chef, selain mari kita wisata kuliner makanan pinggiran jalan. Bagi yang berdomisili Jakarta, daerah Kemang, Tebet, Jalan Barito, pasar Benhil atau Jalan Sabang adalah surga kuliner khas yang patut dikunjungi setelah menonton film Chef.

Selamat makan!

Overall: 4/5
<ibnu>

note:
(1) berdasarkan artikel, http://www.dailymail.co.uk/femail/article-2622022/Three-female-chefs-mentioned-Worlds-Best-50-Restaurants.html.

Komentar

Postingan Populer