Into The Storm (2014) : Semi Dokumenter Bertemu Badai Tornado

Directed By Steven Quale

Sebuah film minim drama, menunjukan ke-natural-an akting para pemain dalam menghadapi tornado yang maha dahsyat! Ibaratnya penonton tidak disuguhkan sebuah adegan yang memorable mengenai kisah drama dari para pemain, karena memang tidak ada yang berlebihan dari segi konflik para pemain. Film ini seperti dikejar dan berpacu dalam waktu, karena jenis film ini semacam Cloverfield bertemu Twister, yang mempertahankan momen dan detik-detik seaktual mungkin dari badai pertama muncul sampai badai lanjutan yang lebih besar berakhir. Walaupun hanya 89 menit, penonton akan dibuat puas karena mampu menikmati bagaimana para pemain itu survive menghadapi badai tornado tersebut, tetapi mungkin dibuat kecewa karena minim drama yang menyentuh ala disaster movie Roland Emerich. 

Walaupun begitu film ini akan mudah disukai. Karena film ini semacam semi dokumenter yang pengambilan gambarnya dari sudut pandang kamera yang diambil oleh para pemain.  




Pertama, pengambilan gambar dari sudut pandang para pemburu badai spesialisasi tornado. Kedua pengambilan gambar dari sudut pandang seorang remaja yang terlibat dalam badai tornado ini. Ketiga pengambilan gambar dari sudut pandang seorang remaja yang terjebak di suatu banguan yang runtuh akibat dihantam tornado. Keempat dari 2 orang jobless penggemar adrenalin junkie yang berniat mengupload video nekat mereka ke jejaring sosial video. Dan terakhir dari tv news lokal terutama pengambilan gambar dari sudut pandang di atas kota Silverton. Di awal film penonton akan disuguhkan pengambilan gambar dari para remaja sehabis berpesta dan menjadi korban awal dari badai Tornado EF5 ini. 

Memang film ini minim drama, tetapi memiliki jiwa 'berperikemanusiaan' yang lebih luas karena efek badai Tornado EF5 ini. Tidak ada waktu untuk drama yang berlebihan, semua berpacu dalam waktu untuk menyelamatkan diri dari keganasan badai. Sang Ayah yang harus menyelamatkan anaknya, Para pemburu badai yang akhirnya tidak lagi mencari materi, melainkan akhirnya membantu rakyat setempat untuk menyelamatkan mereka. Seorang ibu yang rindu anaknya sehingga sifat keibuannya begitu terlihat dalam menghadapi bencana ini. Semua terlihat alami, tidak ada yang berlebihan dan tidak ada yang kaku.  

Sang pemeran utama Tornado EF5 merupakan tornado terganas dalam sejarah perfilman. Awalnya badai ini tidak diprediksikan akan menjadi badai tornado yang maha dahsyat, tetapi dengan munculnya badai susulan di 5 titik yang berbeda dan mereka bersatu menjadi badai EF5 yang membuat kita ketakutan bagi yang menontonnya. Walaupun tidak 3D, coba menyaksikannya di layar super lebar dengan teknologi Dolby Atmos, yang merinding adalah suara badai yang seakan bergerak mengarah para penonton. Seakan penonton juga merasakan ada badai yang mendekati. Penonton akan merasa merinding, bahkan takut ikutan terbang terhempas badai Tornado EF5. Mengenai efek visual untuk menampilkan Tornado EF5, sang sutradara Steven Quale, bahkan mendapatkan pujian langsung dari James Cameron. Jadi tidak diragukan lagi kualitas dari visualisasi dan sinematografi di film ini. 

Film ini diperankan oleh aktor-aktor yang kurang familiar, kecuali si Thorin -Richard Armitage- dan The Walking Dead's Sarah Wayne Callies. Karena seperti yang dibilang sebelumnya, film ini minim drama  jadi tidak perlu akting yang super prima. Hanya saja untuk tokoh Allison (Sarah Wayne Callies) memang memiliki penekanan sebagai seorang Ibu yang juga scientist ahli dibidang per-badai-an, maka dari itu akting dialah yang sangat menonjol.  

Urusan soundtrack, memang cukup standar, tidak terlalu istimewa. Walaupun begitu masih mampu menemani ketakutan para pemain dan penonton ketika menghadapi Tornado EF5. 

Sebagai tontonan film ini sangat menghibur, sangat merekomendasikan film ini sebagai pemanasan bagi mereka yang sudah lelah menunggu aksi hero-hero yang akan bermunculan (Guardian of The Galaxy dan TMNT). Terlebih banyak adegan yang sangat memorable jika dilihat berdasarkan aksi Tornado EF 5, termasuk dalam "Tornado api", "Indahnya puncak Tornado EF5" dan berbagai kehancuran lainnya.  Tetapi seperti yang saya tulis sebelumnya, jangan mengharapkan akan ada adegan yang mengharukan, karena tidak ada waktu untuk itu, semuanya berpacu dalam waktu, untuk menemukan shelter yang aman dari terpaan Tornado EF5 sambil menyaksikan betapa menakjubkannya kuasa Tuhan.  

Overall: 4/5 

<ibnu>

Komentar

Postingan Populer