Mad Max: Fury Road (2015): Putus Asa, Haruskah Kita Mencari Rumah Baru Untuk Menemukan Harapan?

Directed by George Miller
Putus asa. Itulah yang pertma kali sedikit terlintas ketika George Miller kembali membuat franchise Mad Max yang melegenda dan sudah masuk kedalam kategori cult movie. Ketika sudah 30 tahun dari franchise terakhir (Mad Max Beyond Thunderdome, 1985), George Miller seakan kehabisan ide dan kreatifitas dan dia ingin mengulang kembali kesuksesan film Mad Max saga. Benarkah George Miller putus asa? Atau justru menumbuhkan harapan baru bagi moviegoers yang sudah jenuh dengan film aksi yang begitu-begitu terus.
Sebut saja Avengers: Age of Ultron film aksi superhero yang sebelumnya lebih dahulu tayang. Age of Ultron ternyata tidak memberikan kabar yang membahagiakan bagi seluruh umat fans Marvel (bahkan yang bukan fans-nya juga). Ada yang menyukainya, ada yang menganggap standar dan hanya memenuhi kewajiban untuk sebuah film superhero assemble bahkan ada yang terang-terangan kecewa. Bagaimana dengan Fast and Furious 7? Ada beberapa orang yang sinis dan menganggap kisah ini sukses karena menjual kepergian Paul Walker, walaupun banyak yang memuji bahwa film ini memang menjual aksi mobil-mobil sport yang menakjubkan dengan balutan komedi dan kisah sedih untuk Paul Walker. Lalu Mad Max Fury Road? Akankah menjual sesuatu yang berbeda dan memenuhi harapan para pecinta action movies?
YUP! Just ready, strap in, hold the steering wheel tight and hang on because " Mad Max: Fury Road is phenomenal action ride movie of this decade! Beware don't hold your breath to long!
Pada tahun 1979, Mad Max diperkenalkan oleh George Miller mengenai kisah tentang seorang polisi bernama Max di tengah padang 'wasteland' Australia era post-apocalyptic. Film ini membuka sebuah kisah yang menarik hingga dibuat sekuelnya (atau franchise, atau saga) yang berjudul Mad Max 2: The Road Warrior. Film ke dua ini cukup sukses di dunia dan sangat sukses di Australia serta mendapatkan rentetan pujian karena penuh dengan petualangan dan aksi yang 'straightforward'. Mad Max: Fury Road lebih sadis lagi! Dengan budget yang besar dari Warner Brothers dan Village Roadshow, George Miller seakan tak tau usia dan bermain gila, super gila untuk mempresentasikan sebuah film aksi yang memukau.
Jika kita merasa takjub dengan mobil-mobil mewah Furious 7 dan adegan aksinya, semuanya akan terlupakan bahkan mobil-mobil indah ala Hollywood itu terlihat seperti mobil yang hanya maksimal sampai gigi tiga jika dibandingkan dengan War Rig, The Big Foot, Gigahorse, Peacemaker dan semua kendaraan yang dipakai oleh Mad Max. Mari kita bayangkan mobil super bertenaga supercharged V-8 turning a Turbo 400 automatic Transmission yang mampu mengarungi gurun pasir!
Film ini bersetting pada masa postapocalyps dimana air bersih lebih mahal daripada darah. Dan bensin merupakan hal yang terpenting dan dicari-cari oleh para war boys dan penguasanya, The Immortan Joe (Hugh Keays-Byrne). Diutuslah sang letnan tertinggi berpangkat Imperator yang dianggap mampu mengendalikan War Rig, Furiosa (Charlize Theron) dan bersama para War Boys menuju Gas Town untuk mengumpulkan bensin. Siapa sangka Furiosa membelot dia bukan menuju Gas Town tetapi terus berbelok menuju timur. Bukan hanya itu saja, Furiosa membawa Five-Wives, wanita-wanita cantik sebagai calon ibu (secara terpaksa) untuk melahirkan keturunan Immortan Joe.
Nux (Nicholas Hoult) adalah salah watu war boys yang sangat ingin pergi menuju gerbang Valhalla (pintu kematian yang menuju keabadian ~Ragnarok~ dalam kepercayaan dewa-dewa di Asgard) dan rela melakukan sesuatu yang besar agar dia dipromosikan ke Valhalla. Mengetahui ada pembelotan yang dilakukan oleh Furiosa, Nux mengambil kesempatan ini untuk mencapai keinginannya. Dia yang sedang dalam kondisi lemah dan membutuhkan tenaga, terpaksa membawa "bloodbag"-nya dan bergabung dengan war boys yang lain mengejar Furiosa.
Siapa sangka bahwa Bloodbag yang dibawa oleh Nux adalah Max Rockatansky (Tom Hardy) mantan polisi yang tertangkap saat berpetualang mencari jawaban di tengah gurun pasir. Lalu ketika Max bergabung dalam pengejaran yang fenomenal ini, semua adegan aksi menjadi tontonan yang paling mengasyikan yang tak terduga, atau kita sudah menduganya tetapi tidak berekspektasi akan seMEGAH dan seGILA ini.
Mungkin bagi para wanita yang kurang menyukai action movies, film ini akan dijauhi. Tetapi apakah nama Tom Hardy masih kurang cukup untuk wanita dewasa. Bagi para perempuan yang masih remaja apakah nama Nicholas Hoult juga masih belum cukup? Sedangkan bagi pria, film ini adalah surga. Film ini menyajikan full aksi, ledakan, mobil-mobil sangar dan tentunya para wanita yang membuyarkan pikiran. Sebut saja Charlize Theron yang tampil boyish tetapi tetap cantik dengan tatapan matanya yang tajam, sepintas memang sama tapi tak serupa dengan Sigourney Weaver dalam Alien franchise. Jangan lupa the Five Wives, yang dimainkan oleh para kaum hawa yang memanjakan mata para lelaki, Rosie Huntington-Whiteley (supermodel dunia) sebagai Splendid, Zoë Kravitz (anak Lenny Kravitz) sebagai Toast, Riley Keough (cucu dari Elvis Presley) sebagai Capable, Abbey Lee (supermodel Australia, musisi) sebagai The Dag dan Courtney Eaton (model) sebagai Cheedo. Ya, nama-nama the Five Wives ini mirip nama-nama hewan peliharaan. Dan memang seperti itulah The Five Wives di mata Immortan Joe. Sebagai peliharaan, Lebih buruk lagi hanya sebagai barang untuk melahirkan anak-anak dengan keturunan yang terbaik.
George Miller, yah, sang sutradara dan penulis dari film ini adalah George Miller. Sebelumnya Miller pernah membuat film animasi Happy Feet yang sangat fun untuk ditonton bersama keluarga (bahkan film ini meraih Oscar untuk film Animasi terbaik). Dia bersama Brendan McCarthy dan Nico Lathouris menulis Mad Max: Fury Road mulai dari tahun 2003! Jadi sudah selama 12 tahun film ini digodog, melalui banyak proses dan tentu saja George Miller lebih percaya dengan old school way. Maksudnya George Miller lebih menyukai aksi stunt yang nyata, ledakan yang asli serta modifikasi kendaraan yang gila-gilaan, ditambah set lokasi yang benar-benar di padang gurun. Itulah kenapa film ini lebih hidup, sangat hidup jika dibandingkan dengan Avengers : Age of Ultron yang melempem aksi dengan gaya tawuran yang sudah dilakukan sebelumnya. Bahkan begitu hidupnya film ini seolah-olah kita akan merasa lelah dan capek sendiri merasakan serbuan aksi yang memukau, sedangkan di Aevngers 2, kita akan sedikit dibuat mengantuk dan secara tidak sadar menunggu kapan aksi tawuran ini berakhir.
Satu diantara banyak hal yang membuat film ini istimewa adalah tema humanism dibalik aksi-aksi gila yang memukau. Bahkan suntikan feminism sangat ketara dibalik film macho yang akan digandrungi oleh banyak pria. Tema harapan dan mencari 'rumah' idaman memang selalu menjadi jualan yang mudah untuk film bergenre aksi post-apocalyps, tetapi tentu dengan cover yang tidak kekanak-kanakan. Kenapa tidak kenak-kanakan? Bisa dibilang, dengan cast penuh perempuan untuk protagonis (bahkan nenek-nenek yang bermoge) dan cast penuh dengan laki-laki kekar plontos dan gila untuk antagonis, kita sebagai penonton akan berpikir keras, bagaimana mereka akan lolos?
Putus asa. Film ini dari sejak awal sudah tidak putus asa. George Miller jelas sekali sangat bersemangat dan dia sangat optimis akan hasilnya. Terlebih ketika genderang perang sudah dimainkan oleh iOTA, gitaris profesional yang memainkan gitaris metal ala AC/DC sudah berbunyi. Sebuah tanda bahwa film akan selalu dikenang oleh penontonnya. Sebuah sajian aksi yang penuh harapan bagi penonton yang haus akan film aksi yang memukau.
Walaupun mengisahkan sebuah cerita yang usang (sudah 30 tahun berlalu sejak Mad Max Thunderbolt) dan dengan cara yang old school, film ini merupakan sebuah ironi bagi penonton yang sudah berpergian ke begitu banyak tempat mencari kepuasan rumah baru, tetapi malah kembali ke rumahnya yang nyaman dan penuh harapan dengan perasaan lega dan berkata. Yes I'm back and found you Mad Max: Fury Road!
Overall: 4,75/5
Sory for Avengers fans, saya bukannya ingin membandingkan dari kedua film yang sangat berbeda ini, tetapi sebagai film yang berperang di summer movies ini, secara kualitas Mad Max: Fury Road adalah kisah nyata bagaimana ketika war rig melindas tikus, dan parahnya lagi daging tikus itu dikonsumsi oleh ratusan hewan-hewan kecil sampai hilang tak berbekas. Truk itu besar dan mungkin hanya mampu ditumpangi oleh puluhan orang, truk itu berusia sangat panjang, tidak mudah terlupakan karena akan utuh sampai berpuluh-puluh tahun lamanya (kecuali kalau truk itu meledak atau dipreteli). Sedangkan tikus itu sangat laku edan, tapi tahun depan juga sudah dilupakan, atau mungkin besok sudah menjadi kotoran, sebuah keasyikan yang tak mampu bertahan. Ups! 

Komentar

Postingan Populer