LOVING PABLO (2018): Cinta Buta dan Berlebihan yang Sangat Berbahaya.
Directed by Fernando
León de Aranoa
Mungkin benar kata Agnes Monica, bahwa cinta
kadang-kadang tak ada logika. Bukan kadang, tapi sering. Di dunia asmara,
sudah umum dikatakan kalau cinta itu buta. Orang yang sedang jatuh cinta punya
pola pikir yang berbeda dengan orang kebanyakan. Itu juga sebabnya mungkin kita
sering tidak habis pikir dengan sikap teman kita yang sedang jatuh cinta.
Mereka seolah-olah buta karena tidak bisa melihat mana yang baik dan mana yang
buruk, atau sebenarnya apakah pasangannya it pantas dipertahankan oleh tidak.
Inilah yang terjadi pada Virginia Vallejo (Penélope Cruz) yang langsung jatuh cinta
pada Pablo Escobar (Javier Bardem) karena pengaruh dan kekayannya. Saat itu
Vallejo melihat Pablo Escobar adalah pahlawan Medellin yang membantu rakyat
miskin Medellin dengan membuatkan rumah persinggahan bagi gelandangan secara
suka rela. Virginia yang saat itu sudah menikah tetapi terkekang dengan
pernikahannya yang tidak beres akhirnya dibantu oleh Escobar untuk
‘menyelesaikan’ masalah suami Vallejo. Alhasil makin kepincut lah wanita ini
pada Escobar. Bahkan dia rela dijadikan gundiknya padahal dia tau Pablo
Escobar sudah beristri dan mempunyai seorang anak. Pertemuan pertama Virginia
Vellejo dan Pablo Escobar terjadi di tahun 1981 di pekebunan Pablo Escobar.
Lama
kelamaan Vallejo menyadari banyaknya kejahatan yang dilakukan Escobar. Bukan hanya drug
cartel tetapi juga pembunuh tanpa ampun, apa pun yang menghalangi
keinginan Escobar maka akan dibunuhnya. Bahkan Escobar berani menyuap dan
menjadikan dirinya masuk kedalam anggota senat kepemerintahan Kolombia. Escobar
pun lama ke lamaan melupakan apa sebenarnya yang dibutuhkan dari masyarakat
Medellin? Karena dia hanya mementingkan urusannya saja. Obat
terlarang produksi Escobar dari Kolombia ternyata sudah menyebar luas sampai ke
Amerika, hal ini membuat pemerintahan Amerika geram. Agen DEA Shepard (Peter
Sarsgard) diminta untuk menyelesaikan masalah kokain yang disebarkan oleh
Escobar. Agen Shepard berhasil mengusut hubungan / kedekatan antara Vallejo
dengan Escobar. Dia berusaha mendekati Vallejo untuk menangkap / menghukum
Escobar atas semua kejahatannya. Tapi apakah semudah itu menangkap Escobar?
Apakah Vallejo mau bekerja sama dengan Agen Shepard untuk menangkap Escobar?
Loving
Pablo adalah film berdasarkan buku autobiography / memoar yang ditulis oleh
Virginia Vallejo atas permintaan Pablo Escobar. Buku yang bernama “Loving
Pablo, Hating Escobar” ini ditulis berdasarkan pertemuan pertama kali Vallejo
dengan Escobar sampai mereka terpisah pada tahun 1993. Maka dari itu film ini
dinarasikan oleh Penélope Cruz walaupun
pusat dari kisah di film ini adalah Pablo Escobar. Banyak sekali
kutipan-kutipan dalam buku yang sebenarnya tidak perlu dinarasikan karena sudah
digambarkan dalam adegan-adegan, sehingga cukup mengganggu penonton.
Pasangan
suami isteri ini memang tidak diragukan lagi aktingnya, Bardem sebagai Pablo
Escobar mampu memberikan karisma bengis nan kejam namun sayang keluarga.
Sedangkan Cruz yang menjadi Virginia Vallejo tidak perlu banyak berakting,
karena perannya sudah cukup lekat dengan keseharian Cruz, sehingga sangat
natural sekali terlihat. Chemistry kedekatan mereka pun sangat baik sekali
terjalin dan tertangkap kamera. Kekurangannya hanya dari segi make up khusus
untuk pemeran Pablo Escobar, perut prostetiknya sangat mengganggu. Sang
sutradara León De Aranoa
seakan-akan mengekploitasi perut buncit prostetik Pablo Escobar, terlihat
sekali perut itu perut palsu dan sangat mengganggu.
Lalu
bagaimana dari segi cerita? Karena berdasarkan buku autobiografi, tidak banyak
yang dapat disanggah dari cerita di film ini, kecuali bagaimana pemaparan sang
Sutradara dalam bentuk film dari buku tersebut. Hasilnya cukup mengecewakan.
Ada beberapa selipan adegan humor yang sebenarnya menggangu, dan terutama
dalam penggunaan Bahasa Inggris. Hanya sesekali mereka menggunakan bahasa
Spanyol (Bahasa Ibu, negara Kolombia). Belum lagi banyak adegan cepat hanya
beberapa detik tanpa mementingkan kedalaman karakter seperti permainan mimik para pemain. Hal ini yang membuat film terasa penuh sekali bercerita, terlalu banyak informasi yang
diberikan dalam durasi kurang lebih 123 menit. Efeknya pun, film ini
terasa begitu lama. Awal dan akhir film, cukup mencekam dengan suguhan
soundtrack yang eerie tetapi sangat cepat dan bernuansa latin.
Selebihnya ada beberapa back song yang dirasakan tidak cocok
dengan suasana yang digambarkan.
Doug Liman di tahun yang sama pernah membuat film American Made, film yang bercerita gambaran bagaimana Pablo Escobar mampu menyelundupkan
kokain-nya ke Amerika melalui Barry Seal (Tom Cruise). American Made dan Loving
Pablo menyajikan penuturan cerita dengan konsep yang hampir sama, tetapi
American Made masih jauh lebih menghibur dan lebih mendapatkan apa yang
dirasakan oleh para karakter. Atau sebagai referensi
kisah Pablo Escobar yang lebih menyeluruh, Netflix telah menyajikan serial Narcos tanpa sentuhan rasa telenovela, tentunya dengan konsep
yang berbeda. Dengan penyajian yang sangat menarik kebrutalan dan
kesadisan Pablo Escobar dalam serial Narcos dapat digambarkan sangat baik
sekali oleh Wagner Moura. Bahkan mungkin para penggemar Narcos akan sangat
kecewa sekali dengan pendekatan Javier Bardem sebagai Pablo Escobar.
Cinta Vallejo memang buta pada awalnya bahkan berlebihan, tetapi
dia akhirnya sadar bahwa semua yang Pablo Escobar lakukan adalah salah.
Meskipun dia mau bekerja sama dengan Agen DEA Amerika dan pemerintah Amerika,
kenyatannya adalah Vallejo melakukan ini bukanlah murni sebagai penebusan
kesalahan yang pernah dia perbuat karena mendukung Escobar. Melainkan rasa
keterpaksaan dan keterpojokan dirinya yang sudah hancur dan ingin selamat dari
jeratan Escobar. Vallejo mulai membuka matanya dan melihat logika, walaupun dia
mungkin dalam lubuk hatinya masih mencintai Pablo Escobar.
Sama seperti halnya kisah Vallejo dalam Loving Pablo, tim produksi film baik dari
segi penulisan cerita sampai penyutradaraan terlihat sekali sangat mencintai
Loving Pablo. Cinta buta tersebut membutakan mereka yang berakibat fatal dan
membahayakan, sehingga memberikan terlalu banyak hal (berlebihan). Efeknya
penonton banyak yang jenuh dan jengah ketika menonton film ini bahkan bega,
se-bega melihat perut buncit prostetik Pablo Escobar.
PRODUKSI: (Spanyol-Bulgaria) Film Escobar, produksi B2Y EOOD. (Penjualan
internasional: Nu Image, Los Angeles.) Produser: Dean Nichols, Javier Bardem,
Miguel Menendez de Zubillaga, Kalina Kottas. Produser eksekutif: Andrew
Calderon.
CREW: Sutradara, skenario: Fernando Leon de Aranoa, diadaptasi dari buku “Loving
Pablo, Hating Escobar” oleh Virginia Vallejo. Kamera (warna, layar lebar): Alex
Catalán. Editor: Nacho Ruiz Capillas. Musik: Federico Jusid.
AKTOR: Javier Bardem, Penélope Cruz, Peter Sarsgaard, Julieth Restrepo.
My Rate overall 4/10
Acting for Javier Bardem & Penélope Cruz 7/10
Komentar
Posting Komentar