Inuyashiki (Live Action - 2018): Even Loser Can Be A Hero!
Directed
by
Shinsuke Sato
Apa yang pertama
kali terbesit di benak ketika mendengar kata superhero? Apakah kostum? Superpower?
Simbol? Penumpas kejahatan? Identitas Rahasia? Sebenarnya apa yang membuat
seorang karakter yang ditampilkan dapat disebut pantas untuk dilabeli
sebagai superhero atau pahlawan super? Sejauh ini banyak
sekali definisi dari superhero yang dilontarkan oleh sekian banyak tokoh, juga
melalui pengarang / pencipta atau penulis komik itu sendiri. Namun, dari sekian
banyak definisi yang diberikan, mereka masih belum mencapai titik temu
persetujuan untuk definisi superhero yang bisa diterima secara universal.
Hal itulah yang ingin dikisahkan dari
sebuah film Inuyashiki dari manga yang
yang berjudul sama dan sudah diterbitkan di tahun 2014 ini. Inuyashiki Ichiro
(Noritake Kinashi) memiliki kesulitan sepanjang hidupnya; dia sudah lansia, dia
tidak punya teman, dipermalukan di depan umum di tempat kerja karena
ketidakbecusannya, dan anggota keluarganya tidak menghormatinya, khususnya anak
perempuannya, Mira (Ayaka Miyoshi) yang sangat membencinya. Dia adalah
pecundang paruh baya. Satu-satunya yang mampu menghiburnya adalah seekor anjing
liar bernama Hanako.
Shishigami Hiro (Takeru Satoh) adalah
seorang remaja tampan teman sekolah Mira. Dia berhati dingin karena keadaan.
Ayahnya menceraikan Ibunya arena dia betemu dengan wanita yang lebih muda. Saat
ini Ayahnya bahagia bersama keluarga barunya. Sedangkan ibunya terkena penyakit
kanker yang mematikan. Merasa tersisihkan dari dunia dengan segala kesulitan
yang menderanya Hiro putus asa.
Pertemuan pertama kali antara Inuyashiki
dengan Hiro adalah pertemuan bencana bagi mereka. Tanpa diduga terjadi
kecelakaan aneh yang menimpa mereka berdua, dari kecelakaan aneh tersebut
terjadilah rentetan peristiwa aneh lainnya yang menimpa mereka.
Inuyashiki yang berhati lembut masih
ingin menjadi orang yang baik. Jadi tidak mengherankan, dari kecelakaan aneh tersebut
yang menjadikannya seseorang dengan tubuh mekanik yang sangat kuat, dia
memutuskan untuk menggunakan kekuatan barunya membantu orang lain. Berbeda
dengan Hiro, dia memiliki rencana lain dengan kekuatan yang ia miliki, dia
awalnya hanya ingin memberikan pelajaran kepada siapa pun yang mencoba
menyakiti orang yang dicintainya. Tetapi siapa sangka kemampuannya yang sudah
bagaikan tuhan tersebut membutakan dirinya. Dia tidak membutuhkan nilai-nilai
dan norma moral yang ada, Hiro berubah menjadi pembunuh berhati dingin, dia
memutuskan untuk membunuh siapapun yang mengganggu dirinya dan orang-orang
disekitarnya.
Puncaknya, dia bermaksud membunuh semua
manusia yang ada di Jepang sebagai hukuman atas penganiayaan masyarakat Jepang terhadap
dia dan ibunya. Kemampuan Hiro yang sudah melebihi batas dan membahayakan dunia
membuat Inuyashiki menyadari bahwa hanyalah dia yang dapat menghentikan Hiro.
Ando (Kanata Hongo) teman dekat Hiro, justru malah membantu Inuyashiki untuk
menghentikan aksi gila Hiro. Apakah Inuyashiki dan Ando mampu menghentikan
Hiro? Lalu apakah Inuyashiki seorang lansia yang terlihat pecundang mampu
menjadi “Hero” bagi Jepang? Bahkan bagi keluarganya?
Takeru Satoh sangat apik sekali berperan
sebagai Shishigami Hiro (walaupun sedikit kecewa, karena mengharapkan pemeran
yang lebih muda, disesuaikan dengan usia Hiro) yang suka merenung dengan
tatapannya yang dingin dan keinginannya yang jelas untuk membunuh. Dia mampu
memastikan penonton bahwa dia sanggup berperan sebagai seorang anti-pahlawan- yang
sangat berbeda sekali karakternya dari peran sebelumya. Mengingat betapa
terkenalnya dia karena memainkan karakter yang menyenangkan seperti pahlawan yang
komikal dan melegenda dalam waralaba Rurouni
Kenshin. Sangat menggembirakan melihat Takeru Satoh bisa berada di luar
zona nyamannya dan berkembang dalam peran yang begitu gelap di sini. Dia
mengeluarkan ancaman sebagai remaja yang salah paham, menggunakan tampilan dan
gerakan yang paling halus untuk menambah ketegangan pada setiap adegan yang
ditampilkannya. Bahkan ketika dia menggunakan gesture tubuh pistol tangan sudah terlihat menakutkan dan terasa
mengancam.
Meskipun jelas merupakan pembunuh yang
kejam, penonton diberi pandangan yang begitu rinci pada kisahnya yang bermasalah
dan emosional dalam cerita abu-abu yang kabur antara yang baik dan yang jahat. Sebagai
penonton, dapat bersimpati dengan Shishigami karena kehidupan keseharian yang
sulit, tetapi itu hanya pada awalnya. Setelah dia menjadi tersangka pembunuhan
karena membunuh dengan membabi buta, penonton akan dibuat benci sekali dengan
Hiro. Inilah puncak kesuksesan Takeru Satoh. Inuyashiki juga diremehkan oleh
orang-orang di sekitarnya sehingga sangat sulit untuk merasakan apa pun kecuali
penghinaan untuk bisa ditolerir lagi, tetapi tampaknya penulis sengaja
memberikan pendalaman karekter yang lamban bagi Inuyashiki, sehingga Noritake
Kinashi yang seorang aktor veteran tidak memberikan kesan yang luar biasa. Walaupun
begitu Noritake Kinashi di usianya yang sudah lanjut, mempu memberikan sebuah
kekaguman karena sanggup memerankan peran yang membutuhkan aksi yang sangat
menguras tenaga ini.
Keunggulan lainnya dari film ini jelas
efek visualisasi yang mengagumkan. Tubuh mekanis Shishigami dan Inuyashiki
secara mengesankan ditampilkan di layar, dan di klimaks film terbukti menjadi
sorotan utama film ini. Ini adalah adegan yang mendebarkan dan penuh aksi menyaksikan
duo cyborg saling bertarung di langit
Tokyo dalam pertarungan yang bombastis. Setiap pukulan, tendangan bisa
dirasakan ketika kedua cyborg bertarung, dan pertempuran terakhir mereka
terbukti menjadi yang paling tulus karena menyentuh hal-hal pribadi mereka
masing-masing.
Sebagai film adaptasi, dari manga dan
anime yang sudah terkenal lebih dahulu, Inusyahsiki tidak kesulitan menjadi
film yang sukses secara komersil. Tetapi sebagai film pertama dari trilogi yang
telah dikonfirmasi, Inuyashiki tampaknya terlalu terburu-buru menghasilkan
sebuah adegan aksi yang WOW tanpa memberikan pendalaman karakter yang seimbang
diantara kedua pelakon utama. Diharapkan dalam film keduanya, peran Inuyashiki
bisa lebih dalam lagi dan lebih bisa menandingi karakter Shishigami. Diharapkan
juga karakter Hiro Shishigami tidak meniru atau mengekor bahkan terjebak dalam
karakter Yagami Raito (Light) dalam waralaba Death Note. Shinsuke Sato (yang juga menyutradarai waralaba film Death Note dan film Bleach) memiliki tugas yang besar dan berat untuk meneruskan film.
Walaupun dia mampu menuntaskan film pertama membawa visi asli Hiroya Oku.
Secara visi, Inuyashiki adalah pahlawan
dalam kisah film Inuyashiki, dia
adalah pria lansia yang payah tetapi memiliki keinginan yang kuat untuk
menyelamatkan banyak orang dengan kekuatan barunya. Dia adalah pecundang yang
bisa menjadi pahlawan tetapi dengan membutuhkan bantuah dari mahkluk asing.
Tetapi berbeda dengan Shishigami Hiro, dapat diartikan dialah pahlawan film
ini, dengan karakternya yang begitu hidup dan diperankan sangat baik oleh
Takeru Satoh, Hiro seorang pemuda psikopat ternyata mampu menggerakkan film
menjadi sebuah rentetan aksi yang klimaks dan cukup memuaskan. Jadi siapakah
pahlawan di film ini menurut kalian?
Running time: 127 MIN.
PRODUCTION: A Toho Co. release of an Inuyashiki
Production Committee production (International sales: Pony Canyon, Tokyo).
Producers: Kei Kajimoto, Mario Amagi.
CREW:
Writer: Hiroshi Hashimoto, based on the manga by Oku Hiroya.
Camera (widescreen, color): Taro Kawazu.
Music: Yutaka Yamada.
STARRING: Noritake Kinashi, Takeru Satoh, Kanata
Hongo, Fumi Nikaido, Miyoshi Ayaka, Nayuta Fukuzaki, Mari Hamada, Yuki Saito,
Yusuke Iseya.
Rate overall 6/10
Film ini pernah diulas dalam website Gila Film, selamat membaca...
Komentar
Posting Komentar