Big Hero 6 (2014): Baymax Exist Because The Love That Never End
Directed by Don Hall & Chris
Williams
Sempat bingung karena sulit untuk membedakan kualitas animasi film dari Walt Disney dengan PIXAR animasi studio turunannya Walt Disney. Mereka telah menunjukkan sebuah kualitas film animasi yang jawara dari segi visual animasi (tentunya) juga dari cerita yang menarik yang menjadi magnet bagi semua usia. Salah satunya adalah "Big Hero 6" film animasi terbaru dari Walt Disney yang berdasarkan kisah dari komik Marvel. Jika dalam komik Marvel Big Hero 6 menyajikan cerita untuk remaja, Big Hero 6 versi Walt Disney menyajikan cerita untuk semua usia, sebuah cerita tentang persahabatan, kasih sayang, mengatasi rasa kehilangan dan juga cerita untuk mengajarkan perilaku yang baik dan benar.
Awalnya tak ada yang mengira
bahwa robot tanpa mulut dengan tubuh seperti snowman versi gemuk akan memiliki
karakter yang cukup dalam. Tetapi Baymax karakter baru dari Disney telah
menjadi sebuah icon sahabat baru berbentuk robot yang mengejutkan para penonton.
Bahkan pelukan Baymax seakan mampu menembus dinding layar bioskop dan memeluk
kita semua. Baymax (Scott Adsit) adalah "personal healtcare
companion" yang diciptakan Tadashi Hamada (Daniel Henney). Baymax
dikenalkan oleh Tadashi kepada adikknya Hiro Hamada (Ryan Potter) saat mereka
berkunjung ke laboratorium Tadashi. Baymax akan muncul (aktif - bangkit-)
apabila disekitar tas penyimpanan Baymax terdengar kata "aduh" dan
dengan segera memeriksa keadaan si sumber suara. Ada suatu scene ketika Baymax
bangkit dan mengetahui kondisi Hiro yang sedang 'galau' dan menghadapai masa
'pubertas' ketika Hiro dilanda kesedihan yang mendalam.
Hiro -dengan dibantu Baymax-
akhirnya mengetahui bahwa peristiwa yang menyebabkan Tadashi meninggal bukanlah
sebuah kecelakaan. Dia bersama sahabat Tadashi di 'school of nerd' (San
Fransokyo Institute of Technology) yaitu Go Go Tamago (Jamie Chung) gadis yang
mencitai kecepatan dan tomboy, Wasabi (Damon Wayans Jr.) pemuda konservatif dan
selalu patuh akan aturan, Honey Lemon (Genesis Rodriguez) gadis baik hati
lembut tetapi menyukai ledakan dan ilmu kimia dan Fred (T. J Miller) pemuda
lucu serta otaku yang menyukai monster, menyelidiki siapa penyebab peristiwa
naas itu? Dengan segera mereka mengubah diri mereka menjadi sekumpulan hero
berjubah teknologi canggih yang dikembangkan oleh Hiro. Pertanyaannya, siapa
dalang dari peristiwa tersebut?
Seperti yang pernah disebutkan
sebelumnya, film animasi Walt Disney ini sudah menyamakan posisinya sebagai
film animasi pengganti film PIXAR. Kemampuannya dari segi visual sangat WOW dan
AWESOME! Bahkan bisa dibilang film ini memiliki tingkat animasi visualisasi
yang paling canggih dan paling keren yang pernah ada. Setingkat diatas Brave.
Hal yang paling mencolok lagi adalah penggambaran kota San Fransokyo yang
begitu sophisticated, mixed culture dan digambarkan dengan sinematografi yang
bikin mata terkagum-kagum. San Fransisko digabung dengan Tokyo, kota lembut
pinggir pantai disatukan dengan kota megapolitan super sibuk yang penuh dengan
teknologi canggih. Awesome! Penggambaran San Fransokyo diberikan momen
tersendiri saat Baymax dan Hiro terbang mengelilingi kota.
Dari segi suara, sound editing, dan pengisi suara memang sudah tidak diragukan
lagi. Disney adalah jagonya. Walaupun tidak ada yang sangat spesial di
sepanjang film, tetapi suara Baymax memang sungguh menghangatkan. Scott Adsit
mampu memberikan visualisasi suara yang monoton naif tanpa emosi tetapi
'ngangenin' bahkan menyembuhkan bagi mereka yang sedang menderita. Jangan
lupakan juga soundtrack ending credit title "Immortals" dari Fall Out
Boy yang sangat pas sekali untuk spirit Big Hero 6, walaupun cukup berbeda dari
lagu-lagu Fall Out Boy yang lain.
Dua orang sutradara dalam film ini memang belum begitu dikenal banyak orang, Don Hall adalah co director dari film Winnie the Pooh (2011) dan Chris Williams juga seorang co-director dari film Bolt (2008). Mereka tampaknya akan tetap berkarya lagi mengingat Big Hero 6 mampu menandingi Interstellar di minggu yang sama. Bisa jadi awal minggu November ini telah menjadi perang film bersejarah tahun 2014. Mereka mampu mencapai angka lebih dari US $ 50 juta hanya dalam waktu 3 hari. Hebatnya Interstellar meraih pendapatan dari teater IMAX dan bioskop besar lainnya, sedangkan Big Hero 6 meraih pendapatan dari bisokop 3D dan bioskop standar untuk keluarga.
Dua orang sutradara dalam film ini memang belum begitu dikenal banyak orang, Don Hall adalah co director dari film Winnie the Pooh (2011) dan Chris Williams juga seorang co-director dari film Bolt (2008). Mereka tampaknya akan tetap berkarya lagi mengingat Big Hero 6 mampu menandingi Interstellar di minggu yang sama. Bisa jadi awal minggu November ini telah menjadi perang film bersejarah tahun 2014. Mereka mampu mencapai angka lebih dari US $ 50 juta hanya dalam waktu 3 hari. Hebatnya Interstellar meraih pendapatan dari teater IMAX dan bioskop besar lainnya, sedangkan Big Hero 6 meraih pendapatan dari bisokop 3D dan bioskop standar untuk keluarga.
Siapa yang sangka kalau hidup itu
penuh kejutan, Hiro berhasil menjadi mahasiswa di San Fransokyo Institue of
Technology, tetapi harus menghadapi kenyataan ditinggalkan Tadashi sang kakak
tercinta. Pelajaran ini memang sebuah pelajaran berat bagi anak-anak. Tetapi
memang harus diajarkan sejak dini, agar mereka mampu merelakan pergi sesuatu
yang berharga kedepannya, agar mereka mampu bangkit kembali dan hidup menjalani
kehidupan tanpa mengenal rasa putus asa dan kegalauan. Ya, galau, itulah yang
sering terjadi pada remaja belakangan ini. Ada sedikit saja kesedihan,
ditinggal pacar, atau kehilangan barang berharga, mereka langsung galau. Dari
kegalauan tersebut mereka bahkan nekat berbuat hal yang tidak seharusnya. Dalam
film ini Tadashi sudah belajar merelakan kedua orang tuanya yang sudah
meninggal. Dia memfokuskan dirinya untuk mengajarkan adiknya sebuah pelajaran
hidup yang akan selalu dikenang, menemukan arah yang benar untuk adiknya.
Daya tarik film ini bukan dari
segi aksi para superhero yang menumpas kejahatan, melainkan karakter simple
tetapi juga kompleks yang ada di Baymax, serta pelajaran hidup untuk Hiro. Di
film ini juga ditunjukkan kegigihan dan sifat pantang menyerah Tadashi ketika
menciptakan Baymax. Tadashi memang tidak sejenius Hiro, tetapi dia mentransfer
semua rasa kasih sayangnya yang tanpa putus itu dengan membuat Baymax yang
memang ditujukan khusus untuk Hiro. Bentuk kasih sayang tersebut tertanamkan di
jantung Baymax dan dianalogikan sebagai robot yang memiliki kasih sayang yang
hangat seperti manusia.
Seperti judul lagu di ending credit
title "Immortals", tubuh memang tidak abadi, tetapi rasa kasih sayang
dan pelajaran hidup akan selalu abadi. Baymax selalu berkata bahwa
"Tadashi still in here", Tadashi ada selalu ada di dalam hati kita.
Itulah kenapa Tadashi memperkenalkan Baymax kepada Hiro sebagai peninggalan
akan kasih sayang yang tak pernah putus, kasih sayang yang abadi.
★ ★ ★ ★ ½
<ibnu>
Nb: *Sebeum film ini dimulai akan ada film pendek berjudul Feast, menceritakan kisah seorang pria dimata sahabatnya, Winston, yang juga merupakan anjing peliharaannya. Film ini berdurasi 7 menit.
*Jangan tinggalkan film sampai benar-benar habis, karena di ending setelah credit title ada scene terakhir yang mengejutkan, ciri khas dari film Marvel? Guess what? Apa saja ciri khas film Marvel?
Komentar
Posting Komentar